Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Direktur Lion Air Akui Ada Pengambilan Keputusan yang Kurang Tegas

Kompas.com - 23/02/2015, 16:49 WIB
Stefanno Reinard Sulaiman

Penulis


JAKARTA,KOMPAS.com
- Direktur Umum Lion Air Edward Sirait mengakui adanya penambilan keputusan yang tidak tepat terkait  "delay" yang berlarut-larut di Bandara Soekarno-Hatta pekan lalu. Menurut dia, manajemen di lapangan terlalu berharap pada pesawat cadangan.

"Ditemukan bahwa proses pengambilan keputusan kurang tegas untuk menyatakan penerbangan dibatalkan. Mereka (manajemen) berharap dengan pesawat cadangan yang ada. Kemudian proses lainnya yang butuh waktu padahal situasi sudah tidak terkendali," jelas Edward dalam jumpa pers di Lion Air Tower, Jakarta, Senin (23/2/2015).

Menurut Edward, keputusan untuk menggunakan pesawat cadangan akan memakan waktu. Belum lagi, kata dia, pengajuan izin atau flight approval.

"Di Cengkareng memang ada pesawat cadangan tapi untuk recover cukup butuh waktu. Kemudian ditambah untuk meminta flight approval, yang mana saat itu tidak terjadi karena hari libur dan sudah malam," jelas Edward.

Selain itu, Edward menjelaskan bahwa ada 3 pesawat yang menjadi awal dari tertundanya penerbangan di hari Kamis. Salah satunya disebabkan oleh masuknya burung ke salah satu mesin pesawat.

"Di Semarang ketika mendarat tercium bau daging. Ternyata ditemukan bulu burung di dalam mesin. Kemudian di stop karena membahayakan. Lalu dua lainnya ada permasalahan di badan dan mesin pesawat," sebutnya.

Edward mengatakan, pihaknya akan melakukan sejumlah tindakan terkait penanganan kejadian ini. Salah satunya dengan memanggil manajemen di lapangan untuk diminta penjelasan mengenai kejadian tersebut.

"Kami tentu melakukan investigasi mulai dari prosedur lalu menyangkut personil yang nantinya mereka akan beri penjelasan. Kemudian kita  akan memperbaiki prosedur, menganalisis unsur-unsur lingkungan, lalu melatih tim untuk bisa menangani krisis seperti ini nantinya," kata Edward.

baca juga: Sulit Dihubungi AP II Saat Kisruh "Delay", Direktur Lion Air sedang Terbangkan Pesawat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com