Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Ada Wajib Pajak yang Manfaatkan "Hantu"

Kompas.com - 13/03/2015, 19:12 WIB
Josephus Primus

Penulis


KOMPAS.com - Meski Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak) sudah memberikan banyak imbauan agar wajib pajak sungguh-sungguh memanfaatkan konsultan pajak terdaftar untuk membantu pengurusan pembayaran pajak, kenyataan di lapangan menunjukkan hal berbeda. Ketua Umum Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI) Pusat Mochamad Soebakir menengarai masih terdapat banyak wajib pajak yang justru memanfaatkan konsultan pajak ilegal. "Kami mengistilahkan mereka sebagai 'hantu'," katanya di Padang, Selasa (10/3/2015).

Dalam perbincangan dengan Kompas.com usai dirinya menjadi pembicara pada Seminar Perpajakan Nasional yang diselenggarakan IKPI Padang itu, Soebakir juga sekali lagi menegaskan bahwa para konsultan pajak terdaftar itu bekerja profesional. Pasalnya, para konsultan mesti melalui fase-fase profesionalisme sebagaimana panduan Ditjen Pajak Kementerian Keuangan. "Mereka kan harus punya brevet pajak. Mereka juga harus terdaftar di kementerian. Tapi, ternyata memang masih ada wajib pajak yang percaya 'hantu'," tuturnya dengan mimik serius.

Dalam perbincangan itu, Soebakir didampingi oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Padang Budi Gunawan dan Ketua IKPI Padang Gazali Tjaya Indera. Baik Budi Gunawan maupun Gazali Tjaya Indera juga menerangkan ihwal "hantu" itu.

Konsultan pajak

Josephus Primus Kepala Kantor Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Padang Budi Gunawan.

Pada salah satu sesi perbincangan, Budi Gunawan mengatakan pihaknya memang memunyai rencana tersendiri mengajak IKPI Padang bekerja sama untuk melakukan sosialisasi bidang perpajakan. Hal ini tak luput dari target penerimaan KPP Pratama Padang pada 2015 yang menyentuh angka Rp 4 triliun. "Salah satunya acara seminar nasional ini," kata Budi, kelahiran Cirebon, Jawa Barat, pada 31 Oktober 1970 ini.

Lebih lanjut, Budi Gunawan juga menerangkan bahwa pihaknya juga memperkuat data-data terkait wajib pajak. Menurut pria yang tengah dalam proses merampungkan program doktor bidang manajemen agribisnis di Institut Pertanian Bogor (IPB) ini, data menjadi bagian penting untuk merealisasikan pencapaian target itu. "Kami terus membenahi data-data," katanya.

Data KPP Pratama Padang menunjukkan pada 2014 lalu terealisasi pembayaran pajak di angka Rp 2,4 triliun dari target Rp 2,7 triliun. Sementara, jumlah wajib pajak yang membayar sebanyak 12.933. Total wajib pajak terdaftar di KPP Pratama Padang sebanyak 278.193. Sementara, target penerimaan pajak nasional pada 2015 ini mencapai Rp 1.400 triliun.

Josephus Primus Spanduk kegiatan Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI) Padang. Menurut Ketua IKPI Padang Gazali Tjaya Indera, pihaknya menjadi mitra Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Padang merealisasikan penerimaan pajak pada 2015 sebesar Rp 4 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank DKI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 hingga 30 Juni 2024, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Bank DKI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 hingga 30 Juni 2024, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Kemendag Rilis Daftar 11 Komoditas dengan Perubahan Lartas, Apa Saja?

Kemendag Rilis Daftar 11 Komoditas dengan Perubahan Lartas, Apa Saja?

Whats New
Wafatnya Presiden Iran Diyakini Tak Berdampak Signifikan ke Perekonomian Global

Wafatnya Presiden Iran Diyakini Tak Berdampak Signifikan ke Perekonomian Global

Whats New
Anomali Harga Emas yang Terus-terusan Cetak Rekor Tertinggi

Anomali Harga Emas yang Terus-terusan Cetak Rekor Tertinggi

Whats New
Menhub Curhat Kurangnya Komitmen Pemda Bangun Transportasi Massal

Menhub Curhat Kurangnya Komitmen Pemda Bangun Transportasi Massal

Whats New
Demi Jaga Integritas Perkebunan, Kementan Adakan Sosialisasi SPI

Demi Jaga Integritas Perkebunan, Kementan Adakan Sosialisasi SPI

Whats New
Kementerian BUMN Beberkan Penyebab Terjadinya Indikasi Korupsi di Biofarma

Kementerian BUMN Beberkan Penyebab Terjadinya Indikasi Korupsi di Biofarma

Whats New
Jadwal Operasional BCA Selama Libur 'Long Weekend' Waisak 2024

Jadwal Operasional BCA Selama Libur "Long Weekend" Waisak 2024

Whats New
14 Etika E-mail Profesional yang Perlu Diketahui

14 Etika E-mail Profesional yang Perlu Diketahui

Work Smart
Ini Penyebab Indofarma Mandek Bayar Gaji Karyawan

Ini Penyebab Indofarma Mandek Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Singapura Promosikan Diri Jadi Tuan Rumah Konferensi dan Pameran

Singapura Promosikan Diri Jadi Tuan Rumah Konferensi dan Pameran

Whats New
Bank DKI Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Bank DKI Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Belanda Mau Investasi Energi Terbarukan di RI Senilai Rp 10,16 Triliun

Belanda Mau Investasi Energi Terbarukan di RI Senilai Rp 10,16 Triliun

Whats New
Mau Bangun KRL Surabaya-Sidoarjo, Menhub Gandeng Bank Pembangunan Jerman

Mau Bangun KRL Surabaya-Sidoarjo, Menhub Gandeng Bank Pembangunan Jerman

Whats New
Gandeng TKDN, Pupuk Kaltim Tingkatkan Keamanan dan Keselamatan Armada

Gandeng TKDN, Pupuk Kaltim Tingkatkan Keamanan dan Keselamatan Armada

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com