Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Delapan Perusahaan Tambang Kantongi Izin Ekspor

Kompas.com - 18/03/2015, 19:17 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Sebanyak delapan perusahaan tambang mengantongi izin ekspor dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Nilai ekspor dari delapan perusahaan tambang diperhitungkan mencapai 7,37 miliar dollar AS.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba), Kementerian ESDM, R.Sukhyar menuturkan, perusahaan yang mendapat izin ekspor tersebut adalah perusahaan yang sudah menghasilkan konsentrat besi, konsentrat timbal, konsentrat seng, konsentrat tembaga, konsentrat pasir besi, pellet pasir besi, serta anoda slime. “Yang dapat SPE (Surat Persetujuan Ekspor) adalah SILO, Lumbung Mineral Sentosa, Freeport Indonesia, PT Smelting, Newmont Nusa Tenggara, Sumber Baja Prima, Kapuas Prima Coal, dan Megatop Inti Selaras,” kata Sukhyar ditemui di kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (18/3/2015).

Sukhyar memaparkan, PT Sebuku Iron Lateritic Ores (SILO) mendapatkan izin ekspor sebanyak 3 juta ton konsentrat besi untuk pengiriman selama enam bulan. Sedangkan, PT Lumbung Mineral Sentosa mendapatkan izin sebanyak 8.697 ton konsentrat timbal dan 5.839 ton konsentrat seng. “Izin ekspor untuk Freeport sebanyak 940.000 ton konsentrat tembaga. Sementara, Newmont sebanyak 477.000 ton konsentrat tembaga, selama enam bulan sampai 18 September 2015,” imbuh Sukhyar.

PT Smelting diperbolehkan mengekspor 800 ton anoda slime untuk pengiriman enam bulan ke depan. Lalu, PT Sumber Baja Prima mendapatkan izin sebanyak 300.000 ton untuk konsentrat pasir besi dan 100.000 ton untuk pellet pasir besi.

Sementara itu, PT Kapuas Prima Coal mendapatkan izin ekspor sebanyak 40.000 ton konsentrat timbal dan PT Megatop Inti Selaras mendapatkan izin ekspor sebanyak 691.000 ton konsentrat pasir besi.

Sukhyar mengatakan, beberapa komoditas tidak perlu dimurnikan terlebih dahulu sehingga langsung bisa diekspor. Sementara, mineral tembaga, misalnya milik Freeport dan Newmont harus dimurnikan terlebih dahulu minimal menjadi konsentrat. Mineral seperti nikel yang tidak memiliki produk antara (intermediate product) tidak dikenai bea keluar. Sedangkan, konsentrat tembaga misalnya yang diproduksi dan diolah Newmont masih dikenai bea keluar sebesar 7,5 persen, di samping kewajiban royalti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com