Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riuh Tawa Saat Primus Serius

Kompas.com - 07/04/2015, 20:31 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Komisi VI DPR-RI dari Fraksi Partai Amanat Nasional Primus Yustisio disambut riuh tawa seisi ruang Komisi VI di Gedung Parlemen saat dirinya mengaku berbicara serius ihwal kinerja PT Pertamina (Persero) dan PT PGN (Persero), Selasa (7/4/2015). Padahal, Primus mengaku geram dengan kinerja kedua badan usaha milik negara (BUMN) itu.

Kala berbicara, Primus mengutip Pasal 33 ayat 3 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Di matanya, kinerja kedua BUMN itu malah menyengsarakan rakyat.

Kenyataannya, kata Primus, Pertamina dan PGN sudah melanggar UU sebab menetapkan harga sesuai mekanisme pasar. "Harga yang ditetapkan Pertamina dan PGN itu sudah menyusahkan rakyat. Harusnya Anda semua ini ditangkap karena sudah melanggar undang-undang. Kalau di China, Anda ini semua direksinya sudah dipasung semua," ucap Primus.

Keruan saja, ucapan itu membuat seisi ruang Komisi VI riuh dengan tawa. "Enggak usah ketawa. Ini benar. Saya lagi serius. Ini becandanya nanti saja. Akan tetapi, kalau wartawan ingin ketawa, silakan. Wartawan itu beda," kata dia lagi.

Primus menambahkan, keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) dalam perkara Nomor 002/PUU-I/2003 sudah jelas-jelas mencabut penetapan harga pasar. Namun, Primus menyayangkan, Pertamina dan PGN justru menyerahkan penetapan harga bahan bakar minyak (BBM) dan gas pada mekanisme pasar. "Ini neolib, kebablasan. Saya tanya wartawan tadi, sumber daya Pertamina dan Petronas besar mana? Dia bilang Pertamina. Akan tetapi, kenapa Petronas lebih besar? Saya bilang, itu karena Pertamina jiwa-jiwanya dibeli Petronas. Saya tidak menuduh. Ada buktinya ini," kata dia.

Dia kemudian menyebutkan, di blok Kambuna, Sumatera, Petronas telah menguasai saham migas 60 persen, di blok Ketapang 80 persen, dan di blok Muria 80 persen. "Anda ini mau jadi maling atau rampok? Maling untuk pribadi, kalau rampok untuk kelompok. Buat saya, kalian ini sudah menjadi rampok untuk negara ini," kata Primus.

Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR-RI tersebut dihadiri oleh pejabat Kementerian BUMN, Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto dan jajaran direksi, serta Direktur Utama PGN Hendi Prio Santoso beserta jajaran direksi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Whats New
Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Whats New
Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Whats New
Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Whats New
Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Whats New
Penempatan di IKN, Pemerintah Buka Formasi 14.114 CPNS dan 57.529 PPPK

Penempatan di IKN, Pemerintah Buka Formasi 14.114 CPNS dan 57.529 PPPK

Whats New
Daftar 8 Instansi yang Buka Lowongan CPNS 2024 Lewat Sekolah Kedinasan

Daftar 8 Instansi yang Buka Lowongan CPNS 2024 Lewat Sekolah Kedinasan

Whats New
Harga Emas Terbaru 4 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 4 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Mendag Sebut Rumah Potong Hewan Wajib Punya Sertifikat Halal Oktober 2024

Mendag Sebut Rumah Potong Hewan Wajib Punya Sertifikat Halal Oktober 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com