Bagi Kaltim sendiri, momen ini juga sangat berarti. Pemerintah daerah berharap dilibatkan secara signifikan dan aktif dalam pengelolaan Blok Mahakam.
Pemprov Kaltim menunjuk PT Migas Mandiri Pratama (MMP) sebagai BUMD untuk mewakili Pemprov Kaltim dalam pengelolaan Blok Mahakam.
Meski demikian, ternyata Pemprov Kaltim tak sanggup menyiapkan modal untuk turut membiayai operasi di blok kaya migas tersebut. Untuk itu Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak ngotot menggandeng perusahaan swasta nasional PT Yudhistira Bumi Energi, sebagai pembiaya tetap dalam pengelolaan Blok Mahakam.
“Seluruh pembiayaan yang diperlukan dalam partisipasi Pemprov Kaltim di Blok Mahakam akan dibiayai oleh Yudhistira, jadi kita tidak perlu mengeluarkan uang sama sekali,” jelas Awang (17/3/2015) lalu.
Mengenai angka pembagian, 75 persen akan diterima PT Yudhistira, sementara Pemprov Kaltim hanya kebagian 25 persen. Meski demikian, Awang mengklaim pihaknya sudah untung walau hanya 25 persen saja.
“Kan kita tidak mengeluarkan uang sama sekali, jadi 25 persen itu keuntungan kita,” ujarnya.
Ia menjelaskan, alasan utama menggandeng pihak lain adalah menghindari faktor risiko besar dari operasi di lapangan. Sementara Pemprov Kaltim akan terus memperoleh angka 25 persen, dan resiko akan ditanggung sendiri oleh PT Yudhistira.
Nah bagaimana kelanjutan nasib Blok Mahakam ini? Semoga pemerintah bisa memberikan solusi yang win-win bagi semua pihak, terutama bagi masyarakat Indonesia dan masyarakat Kalimantan Timur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.