Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Jaminkan KTP, Kini Wahyu Sukses dengan Tas Merek Sendiri

Kompas.com - 07/06/2015, 22:47 WIB

Setelah membuat konsep dan mempunyai calon pembeli, awal 2010, Adji mulai produksi tas merek Ortiz. Berbeda dengan tas travel, Ortiz merupakan tas kasual yang khusus dipasarkan ke Singapura dan Malaysia. “Jadi, standar kualitasnya internasional,” kata Adji.

Untuk Ortiz ini, Adji mendapat kontrak dari pembeli sebanyak 6.000 tas selama setahun.

Sayang, belum genap setahun berbisnis tas merek sendiri, hantaman datang. Pertengahan 2010, Adji mendapat somasi dari pemilik merek sah Ortiz, yakni sebuah perusahaan mode ternama dari Spanyol. Salah satu pasal dalam somasi tersebut menyebutkan, jika dalam waktu dua bulan tak ada penarikan produk, akan diberikan sanksi berupa denda sebesar Rp 7 miliar.

Tak mau membayar denda, Adji pun segera menarik semua produk yang telah beredar. Dia pun terpaksa membayar denda kepada distributor sebesar Rp 600 juta karena tak bisa memenuhi kontrak yang telah disepakati. “Dari situ, saya baru tahu, pendaftaran paten yang diakui secara internasional harus di Singapura,” ujar dia.

Akibat dari peristiwa itu, Adji terpaksa berhenti produksi selama dua bulan. “Tagihan dari vendor dan pemasok banyak yang tak terbayar,” kata dia.

Tak ingin terpuruk lebih lama, dia pun memberanikan  diri mendatangi vendor dan pemasoknya untuk meminta pembayaran mundur. Karena kepercayaan telah terbangun, tak hanya pembayaran mundur, mereka juga memberi pinjaman berupa bahan baku untuk memulai produksi lagi.

Awal 2011, Adji membangun kembali bisnisnya. Kali ini, dia mematenkan merek Evrawood, langsung ke Singapura. Dia merekrut orang-orang baru sebagai tim Evrawood. Selain itu, Adji fokus pada kualitas, baik dari segi bahan maupun cara pembuatannya. “Kami menonjolkan kekuatan. Dalam kampanye produk, kami memberi garansi kerusakan hingga tiga tahun,” tutur pria 29 tahun ini.  

Selain di Indonesia, saat ini, tas kasual urban Evrawood sudah dipasarkan di beberapa negara, seperti Jerman, Belanda, Singapura, dan Malaysia. Setiap bulan, kapasitas produksi pabrik tas ini bisa mencapai 1.000 unit. Jika di Indonesia produk Evrawood dijual mulai Rp 400.000, untuk pasar luar negeri harga jualnya berkisar Rp 1,8 juta–Rp 2,5 juta.   


Fokus, tekun, dan terus belajar

Pengalaman adalah guru paling berharga dalam kehidupan. Demikian juga dalam berbisnis. Beberapa pengalaman yang diperoleh Wahyu Adji Setiawan ketika menjalani sejumlah bisnis memberinya pelajaran untuk meniti kesuksesannya.

Ada tiga kunci yang terus Adjie pegang untuk meraih keberhasilan: fokus, terus belajar, dan tekun. Dia menceritakan pengalamannya terdahulu, yang merambah banyak usaha sekaligus, mulai dari konveksi, franchise crepes hingga jasa tur dan penyewaan bus. “Kalau sudah siap tidak masalah, saat itu semua bisnis saya belum tersistem dengan baik, hasilnya tidak maksimal dan akhirnya semua tutup,” kata ayah Almira Ghina Nadjani ini.

Oleh karena itu, sekarang, dia lebih memilih fokus pada satu usaha dan mempelajari bidang usaha itu hingga menjadi ahli. “Tentunya juga harus tekun. Selesaikan menjadi besar, baru buka yang lainnya,” lanjut Adjie.   

Dari hasil riset perusahaannya, Adjie memperkirakan, pada 2020 nanti pembelian tas kelas menengah di Indonesia mencapai Rp 5,5 triliun. Melihat potensi pasar yang bagus, Adji sudah menyiapkan berbagai rencana.

Dalam jangka pendek, Evrawood akan memperluas pasar di Indonesia. Maklum, saat ini, 70 persen pasar Evrawood berada di luar negeri. Perluasan pasar domestik itu dilakukan dengan membuka gerai Evrawood di 15 kota besar di Indonesia.

Selain itu, PT Evrawood Paraja Modatama akan membuat produk turunan dari Evrawood, mulai dari sepatu, t-shirt, kemeja, celana, dan lainnya. “Saya bermimpi, Evrawood menjadi  perusahan fesyen terkemuka, baik tingkat nasional maupun internasional,” cetus Adjie.

Dalam jangka panjang, dia akan membuat merek baru dengan segmen pasar yang berbeda. (J. Ani Kristanti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com