Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Warga Bima yang Harus Keluar Ongkos Rp 60.000 untuk Menabung

Kompas.com - 10/06/2015, 11:51 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis


BIMA, KOMPAS.com - Warga di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, sempat merasakan sulitnya menabung karena rumahnya yang jauh dari kantor bank di sana. Terutama warga yang ada di Kelurahan Kolo, Kecamatan Asakota, yang harus menempuh jalan rusak sejauh puluhan kilometer agar bisa menabung atau melakukan tarik tunai.

Kelurahan Kolo terletak di dekat Teluk Bima dengan mata pencaharian utama warga sebagai nelayan. Meski demikian, cukup banyak warga di sana yang merantau ke Pulau Jawa, yakni di Malang, untuk menempuh pendidikan tinggi maupun daerah-daerah lain untuk bekerja.

Akses perbankan sangat dibutuhkan agar bisa menerima kiriman uang maupun mengirim uang ke luar kota untuk anggota keluarga dan kerabatnya.

"Saya ingat betul kalau mau nabung ke (pusat) kota, harus naik ojek dari sini melewati bukit itu, dulu jalannya masih rusak. Sekali jalan bisa keluar Rp 60.000 buat ongkos," kata salah satu warga Kolo, Abdul Mutalib (48) kepada Kompas.com, Selasa (9/6/2015).

Menurut Abdul, ada dua jalur yang bisa ditempuh untuk menuju bank di pusat kota, yaitu jalur darat dan jalur laut. Untuk jalur laut, bisa lebih cepat sampai karena tidak melewati jalan di perbukitan alias mengambil jalan pintas.

Sementara itu, biaya naik speed boat di jalur laut juga lebih murah, yakni Rp 10.000 untuk sekali jalan. Waktu yang ditempuh sekitar setengah jam, berbeda dengan jalur darat yang memakan waktu kurang lebih tiga jam.

Abdul merasa bersyukur karena akses darat menuju pusat kota telah diperbaiki dua tahun terakhir. Ditambah lagi sudah ada program Laku Pandai yang masuk ke Kelurahan Kolo. Laku Pandai merupakan salah satu program dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang bertujuan memberi layanan perbankan kepada masyarakat tanpa harus ke bank.

Agen Laku Pandai dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) yang ada di Kelurahan Kolo, Nurfitriah (23), mengaku senang bisa membantu warga di sana. Perempuan yang sehari-harinya bekerja sebagai bidan ini mengatakan siap untuk melayani warga di sana selama 24 jam.

"Harus siap. Pas jadi bidan saya juga harus siap kapan saja, jadi bukan masalah besar kalau ada yang mau datang ke saya jam berapa saja," ujar Nurfitriah.

Layanan perbankan yang baru bisa diberikan oleh Nurfitriah di sana adalah setor dan tarik tunai serta beli pulsa telepon selular. Sudah ada 32 nasabah Nurfitriah yang tidak lagi perlu repot-repot untuk pergi ke pusat kota agar bisa menabung dan mengirimkan uang bagi anggota keluarga mereka di luar kota.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Whats New
Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Whats New
Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Whats New
Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Whats New
Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Whats New
LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

Work Smart
Jadi 'Menkeu' Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Jadi "Menkeu" Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Spend Smart
Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Whats New
Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Whats New
Bank Mandiri Genjot Transaksi 'Cross Border' Lewat Aplikasi Livin’

Bank Mandiri Genjot Transaksi "Cross Border" Lewat Aplikasi Livin’

Whats New
Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com