Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Reksa Dana Pendapatan Tetap Memberikan “Pendapatan Tetap” ?

Kompas.com - 23/06/2015, 06:06 WIB

Oleh Rudiyanto
@rudiyanto_zh

KOMPAS.com - Dari berbagai jenis reksa dana, ada satu yang namanya cukup menarik perhatian yaitu reksa dana pendapatan tetap. Bagi investor awam, reksa dana ini kedengarannya sangat menarik karena bisa memberikan “pendapatan tetap”. Darimana asal mula nama tersebut dan apakah memang benar demikian?

Di berbagai negara, reksa dana memiliki sebutannya sendiri. Di Amerika Serikat reksa dana dikenal dengan sebutan mutual fund. Sementara di beberapa negara di Asia dikenal dengan sebutan unit trust. Indonesia sendiri lebih banyak mengadopsi nama dan istilah dari Amerika Serikat.

Di AS sendiri, nama kategori reksa dana secara umum juga dibagi menjadi money market fund yang jika diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia menjadi reksa dana pasar uang, equity fund untuk reksa dana saham, balanced fund untuk reksa dana campuran dan fixed income fund untuk reksa dana pendapatan tetap.

Jadi asal mula kata pendapatan tetap sebenarnya berasal dari terjemahan langsung Bahasa Inggris, meskipun di AS jenis reksa dana ini juga terkadang disebut bond fund atau reksa dana berbasis obligasi.

Terus terang saya tidak tahu, mengapa sejak awal disebut fixed income fund dibandingkan bond fund. Namun, saya menduga hal ini ada unsur pemasarannya. Sebab kata fixed income lebih “menjual” dibandingkan kata bond yang identik dengan produk investasi.

Mengacu kembali ke definisi, reksa dana pendapatan tetap adalah reksa dana yang minimal investasinya 80 persen ke instrumen obligasi. Instrumen obligasi sendiri merupakan surat berharga berbasis utang yang memberikan pendapatan tetap secara berkala dalam bentuk pembayaran kupon.

Karena berinvestasi pada instrumen yang memberikan pendapatan yang tetap itulah namanya disebut reksa dana pendapatan tetap. Di AS sendiripun, asal mula kata fixed income demikian.

Apakah investor memperoleh pendapatan yang tetap?
Jika reksa dana berinvestasi pada instrumen yang memberikan pendapatan yang tetap, apakah itu berarti investor reksa dana tersebut juga memperoleh pendapatan yang tetap?

Untuk bisa menjawab pertanyaan tersebut kita perlu memahami lebih jauh tentang cara kerja reksa dana. Ada 2 hal yang perlu kita ketahui yaitu reinvestasi dan likuiditas.

Yang dimaksud dengan reinvestasi adalah dalam pengelolaan reksa dana, semua pendapatan yang diperoleh dari pembayaran bunga deposito, kupon obligasi dan dividen saham selanjutnya akan digunakan oleh Manajer Investasi untuk investasi kembali. Dengan demikian, reinvestasi ini akan meningkatkan Nilai Aktiva Bersih (NAB) dan harga reksa dana.

Investor reksa dana akan memperoleh manfaat dari pendapatan tersebut dalam bentuk kenaikan harga namun tidak dalam bentuk pembayaran tunai ke rekeningnya.

Kemudian faktor yang kedua yaitu likuiditas. Dalam investasi reksa dana, Manajer Investasi diwajibkan dalam peraturan untuk memproses pembayaran dari perintah penarikan investor paling lambat 7 hari kerja setelah perintah diberikan.

Dengan adanya kewajiban ini, berarti instrumen pendapatan tetap yang dimiliki oleh reksa dana seperti obligasi harus siap dijual sewaktu-waktu ketika investor melakukan pencairan.

Oleh sebab itu, harga obligasi dalam reksa dana dicatat pada harga pasar wajar yang berlaku. Yang dimaksud dengan harga pasar wajar adalah harga yang mencerminkan nilai obligasi apabila ditransaksikan pada hari tersebut.

Tergantung dengan situasi dan kondisi, harga obligasi sama seperti harga saham juga bisa naik dan turun setiap hari. Ada kalanya dimana pada tanggal dimana obligasi memberikan bunga, harga obligasi malah turun.

Akibatnya meski ada pembayaran bunga, tetapi karena penurunan harga lebih tinggi dibandingkan bunga yang dibayarkan harga reksa dana malah menurun.

Karena faktor reinvestasi dan likuiditas tersebut, maka investor reksa dana pendapatan tetap tidak memperoleh pendapatan yang tetap. Sebagai gantinya mereka memperoleh instrumen investasi yang pergerakan dan risikonya lebih stabil dibandingkan reksa dana saham yang lebih bergejolak.

Hanya saja, investor harus mengetahui bahwa reksa dana pendapatan tetap sangat terpengaruh oleh risiko perubahan suku bunga. Teorinya, jika suku bunga naik maka harga obligasi akan turun dan sebaliknya jika suku bunga turun maka harga obligasi akan meningkat.

Dalam kondisi suku bunga naik, terkadang dapat menyebabkan penurunan tajam pada harga obligasi. Hal ini bisa berpotensi kinerja reksa dana pendapatan tetap mengalami penurunan lebih dalam dibandingkan reksa dana saham.

Dengan memahami hal tersebut, maka anda sudah siap menjadi investor reksa dana pendapatan tetap. Ingat, jenis reksa dana ini cocok untuk tujuan keuangan yang ditargetkan akan tercapai dalam kurun waktu antara 1 – 3 tahun.

Demikian, semoga artikel ini bermanfaat.

 


*Rudiyanto adalah penulis Buku “Sukses Finansial dengan Reksa Dana” dan “Fit Focus Finish” yang diterbitkan oleh Elex Media. Head of Operation and Business Development Panin Asset Management. Salah satu Manajer Investasi terbesar di Indonesia, penerima penghargaan reksa dana Tertinggi, Terbaik dan Terfavorit pada tahun 2015 oleh Majalah Investor – Infovesta. Rudiyanto juga merupakan anggota Kelompok Kerja (POKJA) Otoritas Jasa Keuangan untuk peningkatan Literasi Keuangan di Indonesia.  Blog rudiyanto.blog.kontan.co.id

FB Rudiyanto.Blog

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com