Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Daging Mogok Jualan, Bulog Lakukan Operasi Pasar

Kompas.com - 09/08/2015, 17:07 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Para pedagang daging sapi di sejumlah wilayah seperti Jakarta, Bandung, Serang dan kota-kota lain sepakat melakukan mogok jualan karena memprotes kebijakan pemerintah yang membatasi impor sapi bakalan.

Aksi mogok ini mulai hari Minggu (9/8/2015) sampai Rabu (12/8/2015) dan tidak tertutup kemungkinan diperpanjang bila belum ada solusi dari pemerintah.

Alasan mogok ini, karena para pedagang mengklaim mengalami kerugian akibat minimnya pasokan daging yang menyebabkan harga naik dan menurunnya jumlah pembeli daging sapi.

Mengantisipasi kondisi tersebut, Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) sudah melakukan operasi pasar (OP) daging sapi di tiga kota yakni Bandung, Jakarta dan Serang.

Direktur Pengadaan Bulog Wahyu mengatakan, sudah menjadi tugas Bulog memastikan ketersediaan pasokan daging kepada masyarakat yang membutuhkan.

Maka itu, di tengah mogoknya para pedagang daging, Bulog segera menggelar OP di sejumlah pasar. Di Bandung, Bulog menggelar OP di tiga pasar yakni Pasar Kosambi, Pasar Sederhana dan Pasar Haurgeulis.

Sementara di Jakarta, Bulog menggelar OP di tiga titik dan di Serang satu titik. "Untuk hari Minggu (9/8/2014) saja di Bandung dan Jakarta kita sudah salurkan masing-masing 7,5 ton daging," ujar Wahyu kepada Kontan,  hari ini.

Wahyu mengatakan, di gudang Bulog sudah siap 250 ton daging sapi yang setiap saat bisa disalurkan bila dibutuhkan. Sementara untuk menjaga ketersediaan pasokan, Bulog terus menambah persediaan daging di gudangnya yang berasal dari Rumah Potong Hewang (RPH) milik PT Berdikari di Cibitung.

Di RPH Cibitung ini, ada 15 ekor sampai 20 ekor sapi yang dipotong setiap harinya. Dengan begitu, Bulog tidak khawatir akan ada kekurangan pasokan dan kelangkaan daging di pasaran selama pedagang melakukan mogok.

Menurut Wahyu, Bulog menjual daging sapi tersebut dengan harga antara Rp 89.000 per kilogram (Kg) hingga Rp 90.000 per kg. Harga tersebut jauh lebih rendah dari harga rata-rata daging sapi di pasaran saat ini sebesar Rp 120.000 per kg - Rp 140.000 per kg. "Harganya itu tergantung tempat dan jaraknya saja," imbuhnya.

Bulog berharap para pedagang sapi segera mengakhiri aksi mogok dan berjualan kembali seperti biasa. Apalagi Wahyu bilang, Bulog berperan aktif melakukan diskusi dengan asosiasi pedagang daging sapi di pasaran untuk segera kembali berjualan.

Menurut Wahyu, bila tidak ada halangan, pada hari Senin (10/8/2015) para pedagang kembali berjualan seperti biasanya. Namun Wahyu memastikan, Bulog siap terus melakukan OP bila keadaan mendesak dan dibutuhkan.

Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memilih irit bicara terkait aksi mogok pedagang sapi tersebut. Ia berdalih pembatasan impor daging sapi bertujuan untuk mengendalikan saja dan bukan berencana menyetop impor ke depan.

"Kami tidak anti impor, ini mengendalikan biar petani nyaman, produsen nyaman dan konsumen nyaman," ujarnya.

Ia optimis ke depan harga sapi akan turun perlahan-lahan. (Noverius Laoli)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com