Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelemahan Ringgit Berpotensi Ganggu Ekspor RI

Kompas.com - 31/08/2015, 17:16 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Melemahnya nilai tukar ringgit Malaysia terhadap dollar AS berpotensi mengganggu ekspor produk Indonesia ke Malaysia. Sebagaimana diketahui, nilai tukar ringgit Malaysia melorot di bawah 31 persen. Penurunan ini menempatkan mata uang tersebut di level terendah dalam 17 tahun terakhir.

Ditengarai, kondisi tersebut terjadi lantaran pelambatan ekonomi yang melanda negeri jiran ditambah dengan krisis politik. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara membenarkan, depresiasi ringgit Malaysia dapat mengancam ekspor RI ke negara tetangga itu.

"Kalau kita ekspor ke Malaysia, kita akan kena (dampak pelemahan)," kata Suahasil di sela-sela seminar bertema "Perekonomian Indonesia dari Masa ke Masa" di Jakarta, Senin (31/8/2015).

Suahasil menjelaskan, dengan nilai tukar yang melemah, maka produk-produk Malaysia menjadi lebih murah. Akibatnya, industri manufaktur Malaysia bisa mendapatkan keuntungan dari pelemahan ringgit tersebut. "Kalau mata uang suatu negara melemah, maka daya saing akan kuat," imbuh dia.

Berdasarkan data Bloomberg, Senin (31/8/2015), posisi ringgit dibuka menguat 30 poin menjadi 4,1960 per dollar Amerika Serikat (AS) dari posisi penutupan perdagangan pada Jumat, 28 Agustus 2015, di kisaran 4,1990 per dollar AS. Ringgit sempat sentuh level 4,2025 pada pukul 12.15 waktu Singapura.

Hingga siang ini, ringgit berada di 4,1875-4,2025 per dollar AS. Ringgit sempat menyentuh level terendah di kisaran 4,2430 pada 24 Agustus 2015.

Mata uang ringgit Malaysia termasuk mata uang yang mengalami pelemahan tajam di kawasan Asia. Ringgit Malaysia telah melemah sekitar 20,06 persen dari posisi 3,4973 per dollar AS pada 31 Desember 2014 menjadi 4,1990 per dollar AS pada penutupan perdagangan Jumat, 28 Agustus 2015.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

Whats New
Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Whats New
Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Whats New
Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com