Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Nilai PHK Karyawan Takkan Terjadi di Sektor Industri Bahan Lokal

Kompas.com - 08/09/2015, 16:11 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai bahwa pemutusan hubungan kerja (PHK) tidak akan terjadi di sektor industri berbahan baku lokal. Kendati demikian, Kalla mengakui adanya pengaruh lemahnya perekonomian nasional dengan industri berbahan baku impor.

"Tergantung, kalau industri dengan bahan impor, bahan baku ya pasti berpengaruh. Tetapi industri dengan bahan baku yang lokal saya kira tidak banyak masalah," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Selasa (8/9/2015).

Mengenai pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, Kalla menyampaikan bahwa pemerintah akan mempercepat proyek pembangunan sehingga roda perekonomian bisa berjalan lebih baik. Pelemahan nilai rupiah hanya bisa diatasi dengan menggenjot sektor riil.

"Bagaimana menaikkan kurs-kurs, bahan pokok/pangan, kemudian bagaimana kita menutup defisit dengan kegiatan ekspor atau apa, dan sebagainya, dan seperti perusahan dalam negeri, cuma sektor riil yang bisa menyelesaikan ini," tutur Kalla.

Perekonomian Indonesia yang sedang kalut mulai menyulut pada pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh beberapa perusahaan di Tanah Air. Alasan perusahaan melakukan PHK kepada sejumlah tenaga kerja ialah untuk menekan biaya operasional karena perusahaan mengalami penurunan bisnis.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nenawea sebelumnya menyampaikan adanya potensi PHK 100.000 tenaga kerja di tengah lemahnya perekonomian. Sektor usaha yang akan menyumbang PHK terbesar adalah sektor tekstil dan sektor komoditas, seperti batubara dan migas.

Alasannya, sektor ini mengalami penurunan besar pada permintaan dan harga barang. Andi mengatakan, jumlah tenaga kerja yang terkena PHK terus meningkat.

Saat ini, sudah ada 67.000 tenaga kerja yang di-PHK. Sektor tekstil penyumbang terbesar dengan angka 40.000-50.000 tenaga kerja. Kedua, ada sektor komoditas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com