Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertagas Bidik Proyek Pembangkit 35.000 MW

Kompas.com - 11/09/2015, 20:36 WIB
Kontributor Bandung, Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com – PT Pertamina Gas (Pertagas) membidik proyek pembangkit listrik 35.000 MW. Pertagas akan ikut berpartisipasi dalam beberapa proyek yang menggunakan gas atau PLTG. Sebab, sepertiga dari proyek tersebut atau sekitar 14.000 MW akan menggunakan gas.

"Kita punya rantai bisnis yang baik dari hulu hingga hilir. Mulai dari pengadaan produksi gas, LNG plant, pipa, transportasi, makanya kita ikut serta," ujar Presiden Direktur Pertagas, Hendra Jaya seusai menghadiri acara Focus Group Discussion bertajuk 'Percepatan Pembangunan Infrastruktur Gas Indonesia' di kampus Institut Teknologi Bandung (ITB), Jumat (11/9/2015).

Hendra menjelaskan, rencananya Pertagas akan ikut mengembangkan infrastruktur untuk kebutuhan independent power producer (IPP). Nilai investasinya tergantung dari IPP tersebut. Namun sebagai gambaran, untuk mengembangkan pipa sepanjang 350 KM membutuhkan dana sekitar 400 juta dollar AS.

Pembangunan IPP untuk 1 MW sendiri membutuhkan sekitar 1 juta dollar AS. Itu berarti, jika akan mengembangkan 200 MW, maka dana yang dibutuhkan sekitar 200 juta dollar AS.

"Saat ini, PLN baru tender di beberapa tempat seperti Jawa, Bali, dan Sumatera Utara. Mereka lelangkan untuk perusahaan-perusahaan yang membangun infrastrukturnya. Salah satu perusahaan yang ikut Wijaya Karya," tuturnya.

Namun, Wijaya Karya hanya bisa membangun. Mereka tidak mengetahui bagaimana cara memasok gasnya. Karena itulah, pihaknya yang memasok gas yang dibutuhkan.

"Untuk infrastruktur gas kita bangun juga. Untuk kebutuhan industri hingga rumah tangga. Kami menargetkan pipa sepanjang 3500 KM hingga 2019," imbuhnya.

Saat ini, sambung Hendra, Pertagas tengah menyelesaikan 4 ruas jaringan pipa transmisi gas. Yakni Ruas Belawan - KIM (Kawasan Industri Medan) - KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) di Sumatera Utara sepanjang 138 km, Ruas MK-MT (Muara Karang – Muara Tawar) di DKI Jakarta dan Kabupaten Bekasi sekitar 30 km, Ruas Gresik-Semarang yang membentang dari Jawa Timur hingga Jawa Tengah sepanjang 267 km, serta Porong-Grati yang terletak di Kabupaten Sidoarjo dan Pasuruan, Jawa Timur sepanjang 57 km.

Menurut Hendra, keempat ruas pipa yang tengah dibangun ini akan berkontribusi bagi penambahanan jaringan pipa gas eksisting yang saat ini dimiliki Pertagas sepanjang hampir 2.000 km yang tersebar di berbagai wilayah.

"Ke depan, kami berencana mengembangkan tambahan pipa sekitar 1.800 km untuk mendukung infrastruktur gas di Tanah Air," jelas Hendra.

Kehadiran infrastruktur itu, masih menurutnya, pada akhirnya dapat berkontribusi pada peningkatan penggunaan gas sebagai alternatif energi. Hendra mengakui jika infrastruktur selama ini menjadi tantangan utama dalam pemanfaatan gas untuk memenuhi kebutuhan gas domestik. Untuk itu, menurutnya salah satu solusinya yakni penggunaan infrastruktur eksisting didorong harus lebih efisien.

"Selain itu pembangunan infrastruktur gas open access pun harus lebih luas," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com