Sumber-sumber tersebut memang ada yang berbayar, tapi banyak juga yang gratis. Contohnya situs kompas.com yang anda baca sekarang ini. Dengan teknologi informasi yang semakin berkembang, memahami reksa dana bukan lagi persoalan mampu atau tidak mampu, tapi mau atau tidak mau. Nah, yang agak jadi masalah adalah faktor kesehatan finansial.
Dalam kesehatan finansial, salah satu rasio yang sangat penting yaitu dana darurat. Dimana seseorang sebaiknya memiliki dana darurat antara 3 – 12 pengeluaran bulanannya. Tentu hal ini sangat berat bagi calon investor yang pendapatannya masih pas-pasan.
(Baca: Sehat Keuangan Dahulu, Investasi Reksa Dana Kemudian...)
Jumlah uangnya tentu tidak cukup jika harus dibagi antara dana darurat dan investasi. Belum lagi kebutuhan akan perlindungan asuransi jiwa apabila yang bersangkutan menjadi tulang punggung keluarga.
Untuk itu, menurut saya investasi reksa dana tidak perlu terlalu dipaksakan. Malah akan lebih baik jika dana / tabungan yang ada diinvestasi pada pengembangan diri seperti kursus, kuliah lanjutan, mempelajari keahlian atau buka usaha yang nantinya akan memperbesar potensi pendapatan. Ketika kondisi pendapatannya sudah lebih baik, investasi reksa dana baru mulai dilakukan.
Bagi yang tidak memiliki tanggungan alias masih menumpang bersama keluarga, investasi reksa dana memang bisa dipertimbangkan. Namun yang lebih penting adalah tetap fokus pada pengembangan diri sehingga pendapatan yang tadinya pas-pasan berubah menjadi pas butuh pas ada. Ketika itu, baru lakukan investasi.
Demikian artikel kali ini, semoga bermanfaat bagi anda.
FB Rudiyanto.Blog