Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjadikan Buah Nusantara Unggulan Indonesia

Kompas.com - 13/10/2015, 18:52 WIB

KOMPAS.com - Bak meniti buih, langkah Indonesia menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 saat ini. Pada satu sektor, pertanian misalnya. Saat ini, petani buah-buahan domestik cenderung kewalahan menghadapi semakin derasnya buah-buahan impor.

Harus diakui, buah-buahan lokal mesti tertatih-tatih menghadapi empat hal yakni penampilan, pengemasan, kontinuitas produksi, dan ketersediaan. Selain itu, buah lokal juga terbilang kalah bersaing soal harga dengan buah impor.

Beberapa jenis buah nusantara yang sebetulnya kompetitif dan memiliki daya saing memang masih sulit dipasarkan secara luas karena hingga saat ini produsen buah domestik rata-rata adalah produsen skala kecil. Akibanya, harga buah nusantara seringkali lebih mahal di pasar internasional.

Catatan di laman Kementerian Pertanian, pertanian.go.id, menunjukkan, sampai dengan setahun silam, ada 23 jenis buah-buahan yang menjadi unggulan terkait luasan panen. Dari jumlah itu, tercatat ada sebelas jenis buah-buahan yakni belimbing, duku atau langsat, jambu biji, manggis, nanas, pepaya, pisang, salak, markisa, sukun, dan apel mengalami penurunan luasan panen.

Thinkstock Bila Anda termasuk orang yang kurang berselera dengan makanan padat di pagi hari, cobalah menggantinya dengan milkshake

Manggis, pepaya, pisang, jambu kristal, salak, dan mangga

SHUTTERSTOCK Manggis

Sementara itu, menurut catatan Program Studi Agribisnis Universitas Surya di kawasan Serpong, Tangerang Selatan, ada enam jenis buah-buahan yang saat ini menjadi perhatian sektor industri. Keenam jenis buah-buahan itu adalah manggis, pepaya, pisang, jambu kristal, salak, dan mangga.

Menurut lembaga yang menggelar acara bertajuk Agriventure sejak Kamis (8/10/2015) sampai dengan Sabtu (10/10/2015) lalu Kebangkitan agribisnis hortikultura di dalam negeri memang memerlukan geliat industri dalam berinovasi. Selain itu, dari segi permintaan, konsumen buah dalam negeri pun harus terus semakin cerdas dalam menuntut produk-produk berkualitas.

Kenyataan sekaligus tantangan adalah bahwa konsumsi buah di Indonesia masih tergolong rendah, bahkan dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN lainnya. Perlu dilakukan upaya untuk mengajak masyarakat agar lebih tertarik untuk meningkatkan konsumsi buah mereka.

Data penelitian Survei Diet Total untuk seluruh Indonesia oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) menunjukkan konsumsi sayuran dan buah penduduk Indonesia 91 gram per hari. Jumlah ini hanya sekitar setengah dari konsumsi masyarakat Thailand dan Filipina, atau seperlima dari konsumsi masyarakat Singapura yang sebesar 518 gram per hari.

KOMPAS.COM/NI LUH MADE PERTIWI F Salak Sibetan di Karangasem, Bali.

Terkait Agriventure, pergelaran itu mengusung tema It’s Fruit Time!. Tercatat ada sekitar 500 peserta yang hadir.

Sementara, Its Fruit Time! terdiri dari tiga rangkaian acara, yakni seminar tentang buah-buahan nusantara (Fruit Talk), lomba makan buah (Eat Fruit), serta lomba foto dengan tema ajakan untuk mengkonsumsi buah nusantara yang diunggah ke media sosial.

Lomba makan buah (Eat Fruit) menjadi salah satu daya tarik bagi peserta. Pasalnya, terbukti makan buah dapat menjadi sangat menyenangkan. Melalui kegiatan ini, diharapkan pemahaman masyarakat terhadap buah nusantara akan semakin tinggi. Tak cuma itu, konsumsi masyarakat terhadap buah nusantara pun diharapkan akan meningkat.

Thinkstockphotos Ilustrasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke Jastiper

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke Jastiper

Whats New
Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Rilis
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com