Demikian disampaikan CEO Manufacturing Division Mapna Roshani Moghaddam, saat menerima kunjunan rombongan wartawan dari Indonesia, di kantor pusat Mapna Group, Teheran, Iran, Kamis (15/10/2015).
Roshani menyatakan, pihaknya telah melakukan kajian untuk melakukan investasi di Indonesia. "Kami ingin melakukannya untuk jangka waktu yang panjang, bukan jangka pendek. Tujuan kami di Indonesia adalah hubungan konstruktif, dengan semangat persaudaraan," sebut dia.
Dengan semangat persaudaraan itu, sebut dia, Mapna tidak hanya sekedar berinvestasi, namun juga melakukan transfer teknologi dan pengetahuan kepada Indonesia.
Ia menjelaskan, di Indonesia, setidaknya Mapna bisa menggarap pembangkit listrik dan migas. "Pasar Indonesia sangat potensial, dan kami mempunyai komitmen jangka panjang" tegasnya.
Namun, Roshani mengatakan, pihaknya masih mempunyai sebersit keraguan akibat kasus Belawan yang menyebabkan, Direktur Utama Mapna Indonesia harus meringkuk di penjara. "Kami masih ragu terhadap masa iklim investasi Indonesia. Kami ingin kasus tersebut tuntas," ucap
Ia menegaskan, sebagai perusahaan bertaraf internasional, Mapna selalu mengutamakan azas profesional, transparansi, dan kode etik.
Terkait kasus tersebut, Direktur Komunikasi dan Marketing Mapna Group Behnam Haghighi menyatakan, Menteri Energi Sumber Daya Mineral RI Sudirman Said saat bertemu dengan CEO Mapna Abbas Aliabadi Rabu (14/10/2015), telah memberikan jaminan. "Sudirman Said sudah memberikan penjelasan," ucap dia saat ditanya Kompas.com.
Di Indonesia, Mapna sudah mengerjakan proyek Life Time Extension (LTE) untuk dua unit turbin gas pembangkit listrik di Belawan, Medan. Namun proyek ini berbuntut pada dijeratnya Direktur Mapna Indonesia. (baca: Berkas Lengkap, Kejagung Limpahkan Tersangka PLTGU Belawan ke Kejari Medan)
Mapna Group merupakan perusahaan Iran yang beroperasi di area konstruksi dan pengembangan pembangkit listrik. Salah satu perusahaan terbesar di Iran ini mempunyai nilai kontrak mencapai 30 miliar euro dari tiga sektor, yakni listrik, minyak dan gas, serta rel.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.