Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nilai Ekspor RI Terus Turun, Menko Salahkan Perlambatan Tiongkok

Kompas.com - 16/11/2015, 23:21 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai ekspor perdagangan RI dalam tren penurunan. Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, satu alasan yang menyebabkan penurunan ini adalah perlambatan ekonomi Tiongkok.

Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik, nilai ekspor RI dari Januari-Oktober 2011 mencapai 169,03 miliar dollar AS.

Nilai ekspor ini turun menjadi 158,66 miliar dollar AS untuk periode Januari-Oktober 2012. Pada Januari-Oktober 2013, nilai ekspor RI turun lagi menjadi 149,66 miliar dollar AS.

BPS juga mencatat penurunan nilai ekspor pada tahun berikutnya menjadi 148,05 miliar dollar AS.

Sedangkan pada Januari-Oktober 2015 ini, nilai ekspor RI hanya mampu mencapai 127,22 miliar dollar AS.

Darmin mengatakan, penurunan ini sebagai dampak perlambatan ekonomi Tiongkok.

"Itu karena ekonomi China benar-benar melambat, dan dampaknya cukup langsung ke kita," kata Darmin kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Senin (16/11/2015).

Lebih jauh dia mengatakan, selain perlambatan ekonomi Tiongkok, terjadi penurunan permintaan pula dari Malaysia dan Filipina.

Meski begitu, perlambatan ekonomi Tiongkok tak bisa dipungkiri paling menyebabkan ekspor RI merosot.

Negeri tirai bambu merupakan satu dari tiga negara terbesar tujuan ekspor Indonesia.

"Ekspor kita ke sana juga lumayan. Jadi terpengaruh," ucap Darmin.

Pada Januari-Oktober 2015, Tiongkok menduduki negara terbesar kedua tujuan ekspor dengan nilai mencapai 11,01 miliar dollar AS.

Pada peringkat pertama, ada Amerika Serikat dengan nilai ekspor RI ke sana mencapai 12,83 miliar dollar AS.

Darmin menambahkan, sebetulnya dengan pelemahan nilai tukar rupiah ini, ekspor RI harusnya bisa digenjot.

Sayangnya, diakui Darmin, komoditas andalan ekspor seperti barang tambang dan kelapa sawit harganya sedang jatuh.

Di balik itu semua, fakta yang ada kata Darmin, yakni belum adanya industri yang bisa mendorong nilai ekspor RI.

"Kalau situasinya tidak seperti sekarang ini (Tiongkok tidak melemah), rupiah melemah pasti (harusnya) diiringi kenaikan ekspor," ujar Darmin.

"Tapi justru kita ekspornya tergantung pada sumber daya alam. Itu yang bikin jatuh," pungkas Darmin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

Whats New
Holding BUMN Danareksa Bagi-bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

Holding BUMN Danareksa Bagi-bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

Whats New
Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Earn Smart
Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Whats New
Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Whats New
Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Whats New
10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

Earn Smart
BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

Whats New
Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Whats New
Puncak Arus Balik Libur Idul Adha 2024, KAI Layani 168.631 Penumpang

Puncak Arus Balik Libur Idul Adha 2024, KAI Layani 168.631 Penumpang

Whats New
PHK Karyawan Tokopedia Dikhawatirkan Berdampak ke UMKM, Mengapa?

PHK Karyawan Tokopedia Dikhawatirkan Berdampak ke UMKM, Mengapa?

Whats New
BRI Dukung UMKM Produk Dekorasi Rumah Tembus Pasar Internasional

BRI Dukung UMKM Produk Dekorasi Rumah Tembus Pasar Internasional

Whats New
OJK Sebut Kredit Macet Perbankan Turun Setelah Pandemi

OJK Sebut Kredit Macet Perbankan Turun Setelah Pandemi

Whats New
Harga Koin Meme Pepe Melonjak 820 Persen Sejak Awal Tahun

Harga Koin Meme Pepe Melonjak 820 Persen Sejak Awal Tahun

Earn Smart
Mengenal Layanan SEO Cryptocurrency Unggulan dari Arfadia untuk Bisnis Blockchain

Mengenal Layanan SEO Cryptocurrency Unggulan dari Arfadia untuk Bisnis Blockchain

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com