Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Ekspor ke Taiwan Makin Menggiurkan, dari Furnitur sampai Ikan!

Kompas.com - 11/12/2015, 05:49 WIB
Sri Noviyanti

Penulis


KOMPAS.com
 – Pangsa pasar produk Indonesia ke Taiwan mengalami peningkatan. Hal tersebut dibuktikan dengan tren ekspor yang cenderung naik tahun ini.

Catatan didapat dari Kementerian Perdagangan mendapati ada peningkatan ekspor ikan ke Taiwan. Sampai Agustus 2015, ekspor produk perikanan meningkat jadi 31,12 juta dollar AS.

“Permintaan produk perikanan Indonesia terus meningkat. Ekspor produk ini selama periode Januari-Agustus 2015 meningkat 27,87 persen dibandingkan periode yang sama setahun lalu,” papar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag, Nus Nuzulia Ishak, (20/11/2015), seperti dikutip Kontan.

Nus menjelaskan, Indonesia merupakan salah satu penyuplai utama produk perikanan ke Taiwan setelah Norwegia, China, Vietnam, dan Cile. Karena itu, ia optimistis Indonesia dapat meningkatkan suplai  dan akan semakin besar setelah penegakan hukum terhadap illegal fishing dilancarkan pemerintah.

“Ekspor produk perikanan ke Taiwan tumbuh 6,23 persen dalam kurun waktu lima tahun terakhir dengan nilai 46,9 juta dollar AS pada 2014. Adapun komoditas ekspornya didominasi sotong dan cumi beku, kering, atau diasinkan senilai 8,28 juta dollar AS dengan tren (pertumbuhan) 13,9 persen selama lima tahun terakhir,” paparnya.

Tak hanya ikan

Sebenarnya, subur pangsa pasar ekspor produk di Taiwan tak hanya di sektor perikanan. Pada Agustus 2015, Kementerian Perdagangan dalam situsnya melaporkan bahwa furnitur Indonesia pun berkibar di sana.

Meski tidak secara langsung ke Taiwan, Indonesia menjadi salah satu pemasok utama perusahaan furnitur yang berbasis di Singapura, Scanteak. Saat ini perusahaan tersebut mencetak transaksi rata-rata 1.000 kontainer setahun.

“Perusahaan-perusahaan furnitur Indonesia berbasis di Solo dan sekitarnya menjadi pemasok utama Scanteak. Ke depan saya harap perusahaan-perusahaan furnitur Indonesia tidak cepat bertepuk dada. Mereka perlu mempertahankan kualitas agar produk Indonesia mampu menguasai pangsa pasar dunia,” ujar Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taiwan, Arief Fadillah.

Selain furnitur, Indonesia juga menguasai pasar aksesori otomotif di Taiwan. Memang, menurut Arief, baik furnitur dan aksesori otomotif sama-sama menjadi surga baru bagi eksportir Indonesia.

Dalam catatan Kementerian Perdagangan, ekspor Indonesia untuk aksesoris otomotir naik 6,62 persen atau menjadi 1,14 miliar dollar AS pada periode Januari-Februari 2015. Bahkan, lanjut Arief,  peningkatan ekspor juga terlacak untuk produk elektronik seperti kapasitor, motor dan generator, serta baterai.

Untuk produk industri lain yang juga meroket tajam dan bisa dibidik antara lain, amonia, acyclic alcohols, sepatu, tekstil, dan pakaian jadi. “Taiwan akan menjadi pasar menggiurkan bagi produk ekspor Indonesia. Ini membuktikan produk Indonesia punya daya saing global,” tutur Arief. Namun, lagi-lagi Arief mengingatkan, satu hal yang harus dipelihara oleh eksportir saat membidik pasar global, yaitu kualitas produk.

Peluang bagi eksportir

Indonesia memang berencana meningkatkan pangsa pasar produk ke Taiwan. Ini menjadi kesempatan dan peluang bagi eksportir yang menyasar Taiwan.  Pada Oktober lalu, Kepala KDEI Taiwan berkerja sama dengan Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan membawa rombongan delegasi buyer Taiwan mengunjungi Trade Expo Indonesia (TEI) 2015.

Thinkstock Ilustrasi ekspor ikan

Hasilnya, cukup memuaskan. Delegasi buyer yang terdiri dari 18 orang dari 16 perusahaan tersebut melakukan transaksi dan kontak bisnis dengan peserta TEI 2015, dengan total potensi transaksi senilai 2,049.juta dollar AS.

Mengutip kata Arief sebelumnya, amat penting kala peluang disertai dengan pemeliharaan kualitas produk ekspor yang ditawarkan. Namun, sukses eksportir menjaring peluang tak terbatas hanya pada penjaminan. Mereka juga harus menyiapkan langkah strategis lanjutan, seperti bermitra dengan perbankan untuk kemudahan transaksi.

Pilihan bank haruslah yang memiliki jaringan luas, agar proses perdagangan internasional tak terkendala. Misalnya, PT Bank Central Asia (BCA) dengan fasilitas Trade BCA. Fasilitas tersebut menyediakan aneka produk untuk transaksi perdagangan—domestik maupun internasional—dengan dukungan lebih dari 2.000 bank koresponden di seluruh dunia yang melayani 14 jenis mata uang asing.

Berani mengeksplorasi peluang di Taiwan? 


Untuk informasi lebih lanjut, klik 
di sini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com