JAKARTA, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia diproyeksikan bakal terus menurun hingga 25 dollar AS per barrel.
Sebab, pasokan minyak di pasar global akan semakin melimpah menyusul dicabutnya sanksi ekonomi terhadap Iran yang merupakan produsen minyak terbesar setelah Arab Saudi.
Pengamat Energi UGM Fahmy Radhi mengatakan, turunnya harga minyak dunia ini harus dibarengi kebijakan pemerintah dengan mengeluarkan kebijakan penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) dan tarif listrik.
"Asumsi saya harga minyak bisa turun lagi menjadi 25 dollar AS per barrel, karena pencabutan sanksi bagi Iran," ujar dia, Minggu (24/1/2016).
Dengan melihat harga perkembangan minyak dan perkembangan harga MOPS Singapura saat ini, Fahmy memperkirakan harga solar subsidi harga solar subsidi seharusnya bisa turun menjadi Rp 4.000 per liter.
Dasar perhitungannnya, harga solar MOPS saat ini hanya sekitar Rp 3.500 per liter.
Kemudian, ditambah biaya distribusi serta margin bagi Pertamina dan SPBU sebesar Rp 1.500 per liter, maka total harga keekonomian solar mencapai Rp 5.000 per liter.
Lantaran untuk solar subsidi masih mendapatkan suntikan Rp 1.000 per liter dari pemerintah, maka harga jual solar di Indonesia seharusnya bisa turun menjadi Rp 4.000 per liter.
"Kalau hitungan harga premium agak sulit, karena tidak terkait dengan MOPS, namun tidak jauh berbeda dengan solar. Sehingga potensi turunnya bisa menjadi Rp 5.500 per liter," kata Fahmy.
Menurut Fahmy, mengingat kebijakan pemerintah yang hanya mengevaluasi harga BBM per tiga bulan yakni pada Maret 2016 depan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.