PLN juga menurunkan tarif tenaga listrik (TTL) untuk pelanggan daya tegangan menengah (TM) untuk industri dan bisnis, dari Rp 1.084 per kWh pada bulan Januari 2016, menjadi Rp 1.071 per kWh pada Februari 2016.
TTL pelanggan tegangan tinggi (TT) atau industri besar juga diturunkan dari Rp 970 per kWh pada Januari 2016 menjadi Rp 959 per kWh pada Februari 2016.
"Penurunan ini diharapkan membantu mengurangi beban finansial sektor penggerak perekonomian," kata Benny Marbun, Kepala Divisi Niaga PLN, melalui keterangan tertulis, Jakarta, Senin.
Penurunan TTL pada Februari 2016 didorong data makro-ekonomi pada Februari 2016, khususnya penurunan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian crude price (ICP).
Pada November 2015, harga ICP di level 41,44 dollar AS per barrel. Sementara itu, pada Desember 2016, harga ICP di level 35,47 dollar AS per barrel.
Adapun nilai tukar rupiah pada November 2016 berada di level 13.673 per dollar AS. Nilai tukar cukup terdepresiasi pada Desember 2015 menjadi Rp 13.855 per dollar AS. Adapun inflasi pada November 2015 di level 0,21 persen, naik tipis pada Desember 2015 di level 0,96 persen.
"Semoga industri menjadi lebih kompetitif dibanding barang impor," pungkas Benny.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.