Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hipmi ke Jepang Temui Pelaku Usaha dan Korporasi Global

Kompas.com - 12/02/2016, 13:42 WIB
M Fajar Marta

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi) Bahlil Lahadalia dan rombongan akan melakukan lawatan ke Jepang 12-16 Februari 2016. 

Selama di Jepang, Bahlil akan membahas berbagai isu investasi, perdagangan, hingga pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) kedua negara.  

"Kita maunya Business to Business saja. Biar tidak mengambang, dia butuh apa kita pasok. Kita butuh apa dia pasok. Misalnya begitu,” ujar Bahlil Bahlil Jumat (12/2/2016) di Jakarta. 

Bahlil mengatakan, di Jepang pihaknya akan menemui pelaku usaha dan korporasi global Jepang yakni para pengusaha yang tergabung dalam Kadin Jepang dan Toyota Company.

“Kita akan yakinkan bahwa Jepang tetap akan menjadi mitra strategis pengusaha Indonesia dan perusahaan-perusahaan besar Jepang tidak perlu keluar dari Indonesia dan bila perlu meningkatkan investasinya di Indonesia,” ujar Bahlil.

Mesti diakui, ujar Bahlil, belakangan beredar isu kurang sedap dan “memanas” terkait penutupan sejumlah pabrik perusahaan elektronika Jepang di Indonesia.

Bahlil meyakinkan iklim investasi di Tanah Air kian membaik sebab pemerintah telah meluncurkan berbagai paket ekonomi dan membangun infrastruktur secara massif.

Menurut Bahlil, pihaknya telah mengantongi beberapa keluhan investor Jepang di Indonesia.

Keluhan itu antara lain masalah ketenagakerjaan, lambannya proses pembebasan lahan, kebijakan larangan impor bahan baku tertentu, dan pembatasan penggunaan tenaga kerja asing.

Hipme Research Center mencatat investasi asing terbesar di Tanah Air selama 2015 masih dipegang oleh Singapura (5,9 miliar dollar AS)  disusul Malaysia dengan nilai investasi 3,1 miliar dollar AS.

Lalu Jepang sebesar 2,9 miliar dollar AS, Belanda 1,3 miliar dollar AS, dan Korea Selatan mencapai 1,2 miliar dollar AS.

Sebagian besar investasi tersebut di sektor pertambangan dengan nilai 4 miliar dollar AS.

Di Jepang, Hipmi juga akan melakukan studi banding pengembangan  UKM di beberapa tempat.

“Kita akan pelajari bagaimana ekosistem indusrtri UKM di sana. UKM Jepang itu jadi contoh yang baik bagaimana mereka bermitra dengan perusahaan-perusahaan besar dan global Jepang. Mereka jadi suplaiernya," ujar Bahlil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com