Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aher Minta PPh Industri Manufaktur Dihitung di Jabar

Kompas.com - 03/03/2016, 14:01 WIB
Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan meminta arus barang terutama penghitungan Pajak Penghasilan (PPh) badan industri manufaktur dihitung di kantor pajak Jabar.

Ia menduga, banyak pabrik yang ada di Jabar, namun PPh badannya dihitung di Jakarta. “Ada praduga PPh badan kebanyakan dihitung di Jakarta. Padahal boleh jadi industrinya ada di Bekasi atau Bandung. Karena kantor pusatnya di Jakarta, jadi PPh badannya di Jakarta,” ungkapnya, Kamis (3/3/2016).

Aher menjelaskan, pembayaran pajak badan akan berpengaruh pada penghitungan produk domestik regional bruto (PDRB).

"Artinya, perhitungan pendapatan per kapita akan salah, angka kemiskinan jadi salah, jumlah pengangguran tidak tepat, juga berpengaruh pada angka laju pertumbuhan ekonomi," jelasnya.

Dia juga meminta Badan Pusat Statistik (BPS) agar menghitung arus barang ekspor-impor dari tempat awal pengiriman. Contohnya, arus barang yang berasal dari Bandung Bekasi Karawang Subang maupun Cianjur dicatat di Jakarta karena melalui pelabuhan Tanjung Priok.

“Hitung-hitungan PDB nasional, 43 persen berasal dari industri manufaktur. Sementara lebih dari 50 persen industri manufaktur ada di Jabar. Tapi ketika diranking kita berada di urutan ketiga,” imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dari Modal Rp 500.000, Flashy Mampu Cetak Omzet hingga 5 Miliar Setahun

Dari Modal Rp 500.000, Flashy Mampu Cetak Omzet hingga 5 Miliar Setahun

Whats New
Catat, 5 Tips Memilih Reksa Dana yang Tepat

Catat, 5 Tips Memilih Reksa Dana yang Tepat

Earn Smart
Pagu Indikatif Kemendag Turun 15,67 Persen, Zulhas Minta Tambah Anggaran Rp 2,4 Triliun

Pagu Indikatif Kemendag Turun 15,67 Persen, Zulhas Minta Tambah Anggaran Rp 2,4 Triliun

Whats New
Asia Terdepan dalam Revolusi Pembayaran Digital

Asia Terdepan dalam Revolusi Pembayaran Digital

Whats New
LKA ESDA Dukung Langkah SKK Migas dan KKKS PetroChina Tingkatkan Eksplorasi

LKA ESDA Dukung Langkah SKK Migas dan KKKS PetroChina Tingkatkan Eksplorasi

Whats New
IHSG Ditutup Melemah, Rupiah Akhirnya Menguat

IHSG Ditutup Melemah, Rupiah Akhirnya Menguat

Whats New
Potensi Ekonomi Masyarakat Miskin di Kota

Potensi Ekonomi Masyarakat Miskin di Kota

Whats New
Siap-siap, BSI Bakal Cairkan Dividen Tunai Rp 855,56 Miliar Minggu Depan

Siap-siap, BSI Bakal Cairkan Dividen Tunai Rp 855,56 Miliar Minggu Depan

Whats New
Berkomitmen Lestarikan Lingkungan, Weda Bay Project Tanam 1 Juta Mangrove hingga Bangun Sanctuary

Berkomitmen Lestarikan Lingkungan, Weda Bay Project Tanam 1 Juta Mangrove hingga Bangun Sanctuary

Whats New
Melejit, Piutang Pembiayaan 'Paylater' Capai Rp 6,47 Triliun

Melejit, Piutang Pembiayaan "Paylater" Capai Rp 6,47 Triliun

Whats New
Faktor Cuaca, RMKE Catat Volume Bongkar Muat Tertinggi Sepanjang 2024

Faktor Cuaca, RMKE Catat Volume Bongkar Muat Tertinggi Sepanjang 2024

Whats New
The Fed Beri Sinyal Turunkan Suku Bunga, Rupiah Menguat Jauhi Rp 16.300 Per Dollar AS

The Fed Beri Sinyal Turunkan Suku Bunga, Rupiah Menguat Jauhi Rp 16.300 Per Dollar AS

Whats New
The Fed Tahan Suku Bunga, Harga Bitcoin Berpotensi Naik

The Fed Tahan Suku Bunga, Harga Bitcoin Berpotensi Naik

Whats New
Dana 'Stunting' Dipakai untuk Perbaiki Pagar, Anggaran Revolusi Mental Dibelikan Motor Trail

Dana "Stunting" Dipakai untuk Perbaiki Pagar, Anggaran Revolusi Mental Dibelikan Motor Trail

Whats New
Pasar Otomotif Lesu, Perusahaan Pembiayaan Beralih ke Mobil Bekas dan Dana Tunai

Pasar Otomotif Lesu, Perusahaan Pembiayaan Beralih ke Mobil Bekas dan Dana Tunai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com