Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertagas Bangun Pusat Rehabilitasi Satwa Primata Endemik Jabar

Kompas.com - 05/03/2016, 10:08 WIB
Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - PT Pertamina Gas (Pertagas) akan membangun program konservasi dan penyelamatan satwa langka dilindungi yang hampir punah.

Hal ini ditandai dengan ditanda-tanganinya Perjanjian Kerjasama Konservasi Primata Endemik Jawa Barat oleh Presiden Direktur PT Pertamina Gas, Hendra Jaya dan Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat (BBKSDA Jabar), Sylvana Ratina, di Bandung,Jumat (4/3/2016).

Hendra Jaya mengatakan, kesepakatan tahap awal akan dilakukan selama lima tahun.

Rencananya, PT Pertagas akan membangunan dan mengelola Pusat Rehabilitasi Satwa (PRS) di salah satu area operasinya di West Java Area, yakni Distrik Cilamaya, Karawang.

"Kami ingin berkontribusi dalam upaya pelestarian Surili dan primata endemik Jawa Barat lainnya melalui dukungan terhadap upaya-upaya konservasi in-situ dan ex-situ," ujar Hendra dalam rilis yang diterima Kompas.com, Jumat (4/3/2016).

Pilihan Surili (Presbytis comata) bukanlah tanpa alasan. Satwa yang dikenal sebagai primata yang sensitif dan pemalu ini termasuk 25 jenis satwa prioritas untuk upaya konservasi oleh Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian LHK sejak 2015.

"Surili juga merupakan satwa khas (endemik) Jawa Barat," katanya.

Dengan alasan itu pula, lokasi PRS pun ditempatkan di area operasi Pertagas yang berada di wilayah Jawa Barat.

Alasan lain, menurut Hendra, sejak tahun 2014, badan dunia untuk perlindungan alam IUCN (International Union for Conservation of Nature) pun telah memasukkan Surili dalam dafar satwa katagori terancam punah (endangered) karena populasinya di habitat alam terus berkurang.

"Menurut hasil kajian lapangan yang dipublish IUCN tahun 1999, populasi alami Surili perkirakan tidak lebih dari 2.500 ekor," kata dia.

Untuk itu, menurut Hendra, pihaknya segera membangun PRS yang diharapkan rampung pertengahan tahun ini.

"Setelah itu akan langsung difungsikan untuk menampung satwa sebelum nantinya dilepasliarkan," ujarnya.

Rencananya, selain Surili, ada satwa lainnya dari kelompok primata endemik Jawa Barat yang bisa tinggal sementara di PRS tersebut, yakni Lutung Jawa dan Owa Jawa.

Nantinya, PRS tersebut akan menampung dan merehabilitasi primata dari hasil penyitaan oleh BBKSDA Jawa Barat, atau BKSDA lainnya di Indonesia.

Bisa juga menampung primati dari penyerahan sukarela oleh masyarakat yang memelihara.

Kepala Balai Besar KSDA Jabar, Sylvana Ratina menyambut baik niat PT Pertagas untuk membangun PRS.

"Saya senang sekali, ada perusahaan yang ingin berpartisipasi dalam konservasi satwa yang hampir punah," kata Sylvana.

Ia juga mengapresiasi satwa yang dipilih untuk dikonservasikan. Menurut dia, perdagangan dan eksploitasi primata Jawa Barat semakin marak, termasuk perdagangan Surili.

Sylvana pun berharap perusahaan lain mencontoh langkah Pertamina Gas tersebut. Adapun Surili mempunyai bentuk dan ukuran tubuh antara 42-61 sentimeter.

Secara proporsional, ekor Surili umumnya lebih panjang dari pada panjang badan yaitu berkisar antara 50-85 sentimeter.

Berat tubuh surili dewasa rata-rata antara 5-8 kilogram dan memiliki warna tubuh keabuan pada bagian belakang (dorsal), putih pada bagian depan (ventral), dan jambul berwarna abu gelap.

Bayi Surili yang baru lahir umumnya berwarna putih terang sepert kapas dan akan berangsur berubah keabuan seiring bertambahnya umur.

Wajah Surili termasuk cantik dengan warna pipi gelap serta bibir yang kemerahan. Surili tersebar di 34 blok kawasan hutan di Jawa Barat mulai dari kawasan hutan dataran rendah sampai pada kawasan hutan pegunungan hingga ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut (dpl).

Namun, saat ini dengan semakin berkurangnya kawasan hutan di Pulau Jawa, kemungkinan besar populasi Surili di alam pun telah hilang dari beberapa kawasan sebaran tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com