Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Diatas 36 Dollar AS, Saham dan Mata Uang Asia Terkerek Naik

Kompas.com - 07/03/2016, 14:00 WIB
Aprillia Ika

Penulis

Sumber Bloomberg
KOMPAS.com - Di negara berkembang di kawasan Asia, pasar saham dan mata uang tercatat meningkat seiring naiknya harga  minyak diatas 36 dollar AS per barel.

Kenaikan ini juga tercatat setelah data ketenagakerjaan di Amerika Serikat (AS) pada Jumat lalu mengumumkan hasil positif untuk pertumbuhan global.

Indeks Asia Pasifik MSCI terkecuali Indeks Jepang naik paling tinggi dalam dua bulan terakhir. Sementara indeks Topix dan indeks future saham AS turun pertama kali dalam seminggu.

Ringgit Malaysia dan rupiah naik ke level terkuat sejak Agustus 2015. Mata uang Australia dan harga tembaga terkoreksi, memberikan sinyal untuk rally lebih tinggi.

Harga minyak mentah (crude) naik tertinggi dalam dua bulan di New York, setelah naik sekitar 10 persen tiap dua minggu. Sementara harga bijih besi juga naik di China.

Data ketenagakerjaan di AS yang dirilis Jumat lalu menunjukkan gambaran AS sebagai negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Data positif ini membantu rebound saham global dan komoditas sejak pertengahan Februari.

Pemimpin China sedang mempersiapkan strategi untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 6,5 persen-7 persen di tahun ini pada pertemuan tahunan mereka. Target tersebut turun dari target tahun lalu yang sekitar 7 persen.

Para pimpinan China juga mengatakan mereka sedang mempersiapkan rekor tertinggi terbaru untuk defisit anggaran

"Pemulihan ekonomi AS terus berjalan dan global resesi tidak akan ada tanpa adanya resesi di AS, atau mungkin 100 tahun lagi," kata Matthew Sherwood, kepala strategi invetasi di Perpetual Ltd di Sydney, yang mengelola dana sekitar 21 miliar dollar AS.

"Tapi, kami masih berfikir bahwa walaupun ada pemulihan yang solid untuk risiko dalam tiga minggu belakangan, return tetap tidak tinggi di 2016, dan proteksi tetap dibutuhkan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Whats New
Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Whats New
Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

Work Smart
Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com