KOMPAS.com - Silakan catat pesan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Paramaribo, Suriname ini. Menurut rilis yang diterima Kompas.com pada Jumat (11/3/2016) dini hari tadi, ada rombongan tamu asing dari negara tersebut bertandang ke Indonesia. Tapi, mereka sejatinya adalah warga keturunan Jawa alias Wong Jowo.
Rombongan itu ada tujuh orang. Mereka adalah pengusaha Jawa Suriname yang akan melakukan penjajakan bisnis dengan para pengusaha Tanah Air. Kunjungan yang dipimpin oleh Menteri Keuangan Suriname Hoefdraad rupanya menjadi semacam pembuka jalan bagi rencana bisnis dua pihak.
Terbilang, termasuk Hoefdraad, ada tujuh orang tamu pada rombongan tersebut yakni Presiden Komisaris Phamport NV sekaligus Komisaris Trustbank NV James Rasan. Dua perusahaan tersebut bergerak di bidang kesehatan dan perbankan.
Berikutnya adalah Direktur Suriname Postspaarbank. Namanya, Ginmardo Kromosoeto. Ginmardo juga mantan Menteri Tenaga Kerja, Lingkungan, dan Pembangunan Teknologi Suriname.
Selanjutnya, Presiden Komisaris Solve-IT NV Elwin Atmodimedjo. Lalu, akan datang pula Direktur Utama Multi Electrical System NV Wantley Sardjo, Direktur Utama TV Garuda Suriname Cindy Radji, dan Direktur Wahida NV Marciano Dasai.
Pertemuan
Selanjutnya, para tamu juga akan berkunjung ke Jawa Tengah sebagai tindak lanjut dari hasil kunjungan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ke Suriname pada bulan Oktober 2015. Selama di provinsi itu, mereka akan bertemu dengan kalangan industri jamu herbal, furnitur dan kerajinan tangan, serta jasa keuangan.
Perusahaan Phamport telah lama menjalin bisnis dengan PT SidoMuncul Tbk dan PT Industri Jamu Borobudur. Perusahaan itu pun telah menyalurkan produk-produk herbal kedua perusahaan jamu tersebut sampai ke negara-negara kawasan Karibia seperti Trinidad, Tobago, Guyana, dan sebagainya.
Meski hanya rombongan kecil, sejatinya, mereka cukup mewakili kalangan bisnis masyarakat Jawa di Suriname. Pasalnya, mereka termasuk generasi pengusaha Jawa baru yang modern dan profesional. Kunjungan pengusaha Jawa Suriname ini menjadi langkah awal untuk membangun diaspora Indonesia yang bernuansa bisnis di masa yang datang.