Menjadi entrepreuner atau wiraswasta adalah ladang pengabdian baru yang dipilih Miftah.
Berdasarkan pengalamannya bertahun-tahun menjelajah dunia, mengenal budaya banyak negara, bergaul dengan orang dari beraneka bangsa, dia menyimpulkan, entrepreneur merupakan profesi yang cukup leluasa untuk memberdayakan dan menggerakkan masyarakat.
Selain itu, Miftah juga mengaku memiliki sedikit bakat entrepreneur.
“Untuk menopang ekonomi keluarga saya yang kurang mampu, sedari kecil saya sudah dituntut untuk bertani dan berdagang,” cerita Miftah mengenang masa kanak-kanaknya di Tulungagung.
Pagi-pagi sekali, ia harus bangun untuk memanen sayuran di kebun dan pekarangan seperti bayam, kangkung, terong, cabai, kacang panjang.
Berbagai jenis sayuran itu diikat kecil-kecil dan kemudian dijajakan ke tetangga-tetangga di sekeliling.
Sisanya lalu dititipkan di toko kelontong yang ada di desanya.
“Itu rutin kami lakukan sebelum ke sekolah,” katanya.
Di sekolah pun kadang-kadang Miftah masih berjualan mainan dan beraneka makanan kecil.
Kini, Miftah tengah merancang untuk membangun usaha pertanian dan peternakan terpadu.
Usahanya tersebut akan melibatkan masyarakat sekitar.
Ia ingin memberdayakan masyarakat agar menjadi petani dan peternak yang sejahtera.
Produk-produk yang dihasilkan juga diupayakan bernilai tambah dan dikemas dengan standar tinggi agar pendapatan masyarakat meningkat.
Miftah mengungkapkan telah memiliki lahan di kawasan Kademangan Blitar Jawa Timur untuk dijadikan inti usaha pertanian dan peternakan terpadu.
“Saya pelan-pelan mulai mempersiapkannya saat masih menjadi pilot di Qatar. Saya pun mengumpulkan gaji dan pendapatan saya di Qatar untuk dijadikan modal,” katanya.