Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akademisi: Pemda yang Tak Dukung Pembebasan Lahan Berarti Tidak Ingin Daerahnya Maju

Kompas.com - 14/05/2016, 20:42 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Akademisi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) yang juga anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Tumiran meminta pemerintah daerah baik gubernur/bupati untuk mendukung program kelistrikan 35.000 megawatt (MW).

Sebab, untuk menjadi negara maju minimal setara dengan Malaysia maka kapasitas listrik harus sekitar 1.000 Watt per kapita. Saat ini, kapasitas listrik Indonesia baru sekitar 200 Watt per kapita.

Masalahnya, kata dia, program kelistrikan 35.000 MW bukan hanya urusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Keberhasilan program tersebut juga tergantung upaya semua pihak.

"Harus dikeroyok rame-rame. Gubernur/bupati harus turun. Misal, pembebasan lahan, gubernur/bupati harus campur tangan," kata Tumiran dalam sebuah diskusi di Jakarta, Jumat (14/5/2016).

"Kalau gubernur/bupati enggak mau campur tangan pembebasan lahan, sudah, dia tidak ingin daerahnya maju. Artinya, gubernur tidak tanggungjawab," imbuhnya.

Tumiran mencontohkan China, yang kapasitas listriknya saat ini mencapai 1300 Watt per kapita. Pembangunan pembangkit listrik di China sangat mulus. Dalam satu tahun sejak 2014, China bisa membangun 156.000 MW pembangkit listrik.

Tumiran menuturkan per Desember 2014, kapasitas listrik China sebesar 1.350 gigawatt (GW), dan pada Desember 2015 menjadi 1.506 GW.

"Ini karena kesadaran pemerintah China, bahwa listrik itu adalah infrastruktur yang mendorong perekonomian," kata Tumiran.

Sebagai perbandingan, kapasitas terpasang pembangkit listrik di Indonesia saat ini baru mencapai 53.000 MW. Padalah, dengan populasi sebanyak 250 juta penduduk dan mencapai kapasitas per kapita 1.000 Watt, Indonesia harus memiliki pembangkit listrik berkapasitas 250.000 MW.

Kompas TV Diskon Listrik Sudah "Gak" Berlaku
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sasar Milenial, MSIG Life dan Bank BJB Luncurkan Asuransi Jiwa Smile Life Extra Plus

Sasar Milenial, MSIG Life dan Bank BJB Luncurkan Asuransi Jiwa Smile Life Extra Plus

Whats New
Dukung Pengembangan SDM, IWIP-WBN Buka Program Beasiswa untuk Mahasiswa dan Mahasiswi di Halteng dan Haltim

Dukung Pengembangan SDM, IWIP-WBN Buka Program Beasiswa untuk Mahasiswa dan Mahasiswi di Halteng dan Haltim

Whats New
Renovasi hingga Buka Toko Baru, Supra Boga Lestari Siapkan Capex Rp 49,5 Miliar

Renovasi hingga Buka Toko Baru, Supra Boga Lestari Siapkan Capex Rp 49,5 Miliar

Whats New
'Multiplier Effect' Gaji ke-13 PNS, TNI-Polri, dan Pensiunan

"Multiplier Effect" Gaji ke-13 PNS, TNI-Polri, dan Pensiunan

Whats New
Aturan Impor Direvisi, Dunia Usaha: Terima Kasih Pemerintah...

Aturan Impor Direvisi, Dunia Usaha: Terima Kasih Pemerintah...

Whats New
Malaysia Mulai Pangkas Subsidi Solar, Hemat Rp 12,7 Triliun Setahun

Malaysia Mulai Pangkas Subsidi Solar, Hemat Rp 12,7 Triliun Setahun

Whats New
63 Persen Gen Z Sebut Lebih Penting Bawa Smartphone Ketimbang Dompet, Berikut Alasannya

63 Persen Gen Z Sebut Lebih Penting Bawa Smartphone Ketimbang Dompet, Berikut Alasannya

BrandzView
Harga Bitcoin Intip Level Tertinggi Sepanjang Sejarah

Harga Bitcoin Intip Level Tertinggi Sepanjang Sejarah

Whats New
Emiten Ritel RANC Absen Bagi Dividen, Ini Sebabnya

Emiten Ritel RANC Absen Bagi Dividen, Ini Sebabnya

Whats New
Dukung Ekosistem Urban Terintegrasi, Bank Mandiri Perkuat Kemitraan dengan Lippo Group

Dukung Ekosistem Urban Terintegrasi, Bank Mandiri Perkuat Kemitraan dengan Lippo Group

Whats New
OJK: Proses Merger Bank MNC dan Nobu Masih Lanjut, Saat Ini Tahap 'Cross Ownership'

OJK: Proses Merger Bank MNC dan Nobu Masih Lanjut, Saat Ini Tahap "Cross Ownership"

Whats New
Kondisi Perekonomian Global Membaik, BI Pertahankan Suku Bunga Acuan 6,25 Persen

Kondisi Perekonomian Global Membaik, BI Pertahankan Suku Bunga Acuan 6,25 Persen

Whats New
Indonesia Mampu Menghasilkan Karet Lebih Besar daripada Amerika Serikat

Indonesia Mampu Menghasilkan Karet Lebih Besar daripada Amerika Serikat

Whats New
Citi Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 665,9 Miliar pada Kuartal I-2024

Citi Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 665,9 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Perkebunan Karet Besar di Indonesia Banyak Dijumpai di Mana?

Perkebunan Karet Besar di Indonesia Banyak Dijumpai di Mana?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com