Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gabung TPP dan CEPA UE, Penyerapan Tenaga Kerja Sektor TPT Bakal Naik Dua Kali Lipat

Kompas.com - 18/05/2016, 15:39 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Usman Sudrajat mengatakan, Indonesia sangat berkepentingan untuk bergabung dalam Trans-Pacific Partnership (TPP) serta merampungkan pakta kerjasama ekonomi komprehensif dengan Uni Eropa (EU).

Dengan bergabungnya Indonesia dengan 12 negara TPP dan Comprehensive Economics Partnership Agreement (CEPA) dengan Uni Eropa (UE), penyerapan tenaga kerja sektor tekstil dan produk tekstil (TPT) bisa naik dua kali lipat.

"Saya sih optimistis. Sekarang di TPT ini sudah serap 2,7 juta. Saya yakin dengan joint TPP dan CEPA UE bisa meningkatkan hingga dua kali lipat menjadi 5,4 juta," kata Ade ditemui di sela diskusi di Kementerian Perdagangan, di Jakarta, Rabu (18/5/2016).

Penyerapan tenaga kerja sebesar itu, diperkirakan akan terjadi pada 2025.

Selain adanya peningkatan serapan tenaga kerja, bergabungnya Indonesia ke TPP, menurut Ade, tentunya bakal mengerek kinerja ekspor sektor TPT.

"Karena bagaimana pun juga, dari segi strategi antara China dengan blok AS dan UE tidak akan terjadi Free Trade Agreement," imbuh Ade.

Menurut Ade, baik AS maupun UE saat ini sudah kewalahan dengan gempuran manufaktur asal China.

"Kalau terjadi perdagangan bebas, ya habis mereka," sambung Ade.

"Makanya Free Trade Agreement tidak akan pernah terjadi dengan China. Tetap akan ada hambatan tarif. Tapi China kan enggak kalah akal. Mereka baik negara dan swastanya sama-sama lihai," ujar Ade.

Sebelumnya, Advisor Senior bidang Ekonomi dan Kebijakan Publik AIPEG Ahmad Shauki mengkhawatirkan, jika Indonesia tidak bergabung dengan TPP maka akan terjadi pengalihan perdagangan atau ekspor negara-negara TPP senilai 306 juta dollar AS.

Kekhawatiran bukan disebabkan negara raksasa-manufaktur China, melainkan negara-negara yang mempunyai struktur ekspor serupa Indonesia, dan sudah tergabung dalam TPP, seperti Vietnam, dan Malaysia.

"Secara relatif, harga barang yang mereka jual akan lebih murah dibandingkan barang serupa dari Indonesia, dikarenakan tarif yang rendah," ucap Achmad.

(Baca: Tak Gabung TPP, Indonesia Kehilangan Potensi Pasar Ekspor 2,9 Miliar Dollar AS).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke Jastiper

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke Jastiper

Whats New
Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Rilis
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com