Di dunia internasional, saya membaca rilis dari Arianespace yang mengabarkan bahwa mereka amat bersungguh-sungguh menantikan peluncuran satelit ke-533 dan ke-534 sekaligus.
Jadi, ini adalah babak baru peluncuran satelit dunia. Pada satu roket yang sama, diluncurkan dua satelit seberat 9.840 kg. Satunya milik BRI, satunya lagi milik EchoStar XVIII yang dioperasikan DISH Network LLC. Maka quality control amat diutamakan.
Ekonomi Archipelago
Jadi, mengapa saya ikut-ikutan bersemangat? Bukannya apa-apa. Sebagai ilmuwan yang sudah keliling habis hampir semua pulau-pulau di Nusantara ini, saya pernah punya ide mengembangkan mata kuliah baru, lengkap dengan buku teksnya: Ekonomi Archipelago.
Topik ini juga sudah saya diskusikan dengan beberapa ilmuwan dari beberapa negara. Tentu saja mereka merasa ada sesuatu yang baru.
Maklum, Indonesia adalah archipelago terbesar dan terpanjang di dunia ini. Asal Anda tahu saja, di dunia ini, perekonomian yang kita pelajari selama ini adalah ekonomi mainland, semuanya serba darat.
Negara mengontrol ekonomi point-to-point dalam satu kontinen daratan. Begitulah Eropa, Rusia, Tiongkok, Timur Tengah, Afrika dan Australia.
Begitu antarpulau, kita semua tahu, disparitas, cost structure, leadership, infrastruktur dan aneka kesulitan selalu timbul.
Maka mengelola ekonomi kepulauan itu dapat diibaratkan seperti Amerika Serikat mengawal dunia memakai kapal individu dengan pulau-pulau yang beragam potensi ekonomi dan disparitasnya.
Jangankan soal antarpulau, menteri pada kabinet yang sama saja bisa berbeda pendapat dalam menentukan dimana lokasi fasilitas pengelolaan Blok Masela di darat atau di laut. Tentu saja point of view-nya bukan cuma ekonomi belaka.
Nah, di dunia ini, selain Indonesia, memang masih ada beberapa negara yang basis ekonominya archipelago, yaitu Jepang, Filipina dan Maladewa. Tetapi pulau-pulau mereka tak sebanyak kita. Demikian juga perbedaan alam dan budayanya.
Maka bagi saya, ekonomi kelautan, bukan cuma masalah transportasi. Ini soal pengelolaan ekonomi.
Nah, apa kaitan BRIsat dengan ekonomi archipelago tadi? Mengapa di dunia ini hanya baru bank BRI yang tertarik mengembangkan satelitnya sendiri.
Begini, selain masalah archipelago, kita tengah berada dalam era disruption. Disruption sendiri dapat diartikan sebagai inovasi yang bisa membuat segala sesuatu yang dilakukan incumbents bakal usang, ketinggalam zaman.
Selain itu, disruption biasanya dilakukan dengan bisnis model baru yang berbeda dengan yang lama. Yang akibatnya, mereka akan merusak pasar dengan posisi low cost dan menawarkan pasar dengan biaya jauh lebih murah.