Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI 4,94 Persen di Kuartal II 2016

Kompas.com - 11/07/2016, 16:45 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal II 2016 mencapai 4,94 persen.

Angka prediksi tersebut tidak jauh berbeda dibandingkan dengan capaian pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal I 2016 yang mencapai 4,92 persen.

"Belum terlalu beda dibandingkan kuartal I 2016. Jadi tentu kita bisa berharap realisasi bisa lebih dari itu, mungkin di kisaran 4,94 persen," kata Gubernur BI Agus DW Martowardojo di sela-sela halal bihalal BI, Senin (11/7/2016).

Menurut Agus, pencairan gaji ke-13 dan 14 bagi aparatur sipil negara menjelang hari raya Idul Fitri diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Pasalnya, konsumsi domestik bisa terdongkrak seiring bertambanhnya konsumsi masyarakat menjelang Lebaran.

Meskipun demikian, berdasarkan kajian yang dilakukan BI, pertumbuhan ekonomi pertengahan tahun lebih baik dari kuartal I 2016 namun masih di bawah 5 persen.

"Saya berharap besar di periode ramadhan dan Lebaran ini ada gaji 13 dan gaji 14 ini membuat spending masyarakat makin besar mungkin itu akan membantu pertumbuhan ekonomi kuartal II," ungkap Agus.

Meskipun masih di bawah 5 persen, Agus mengaku yakin pertumbuhan ekonomi pada kuartal III dan IV 2016 akan lebih baik karena telah disahkannya UU Tax Amnesty atau Pengampunan Pajak.

"Kita tahu di kuartal III dan IV karena sudah ada UU pengampunan pajak (tax amnesty) ini akan banyak membantu pertumbuhan ekonomi kita," ujar Agus.

Pertumbuhan ekonomi kuartal I 2016 tercatat sebesar 4,92 persen. Realisasi tersebut melambat dibandingkan pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2015 yang sebesar 5,04 persen, namun lebih baik dibandingkan pertumbuhan ekonomi kuartal I 2015 sebesar 4,73 persen.

Kompas TV Pemerintah Siapkan Penampung Dana Mudik
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Asia Terdepan dalam Revolusi Pembayaran Digital

Asia Terdepan dalam Revolusi Pembayaran Digital

Whats New
LKA ESDA Dukung Langkah SKK Migas dan KKKS PetroChina Tingkatkan Eksplorasi

LKA ESDA Dukung Langkah SKK Migas dan KKKS PetroChina Tingkatkan Eksplorasi

Whats New
IHSG Ditutup Melemah, Rupiah Akhirnya Menguat

IHSG Ditutup Melemah, Rupiah Akhirnya Menguat

Whats New
Potensi Ekonomi Masyarakat Miskin di Kota

Potensi Ekonomi Masyarakat Miskin di Kota

Whats New
Siap-siap, BSI Bakal Cairkan Dividen Tunai Rp 855,56 Miliar Minggu Depan

Siap-siap, BSI Bakal Cairkan Dividen Tunai Rp 855,56 Miliar Minggu Depan

Whats New
Berkomitmen Lestarikan Lingkungan, Weda Bay Project Tanam 1 Juta Mangrove hingga Bangun Sanctuary

Berkomitmen Lestarikan Lingkungan, Weda Bay Project Tanam 1 Juta Mangrove hingga Bangun Sanctuary

Whats New
Melejit, Piutang Pembiayaan 'Paylater' Capai Rp 6,47 Triliun

Melejit, Piutang Pembiayaan "Paylater" Capai Rp 6,47 Triliun

Whats New
Faktor Cuaca, RMKE Catat Volume Bongkar Muat Tertinggi Sepanjang 2024

Faktor Cuaca, RMKE Catat Volume Bongkar Muat Tertinggi Sepanjang 2024

Whats New
The Fed Beri Sinyal Turunkan Suku Bunga, Rupiah Menguat Jauhi Rp 16.300 per Dollar AS

The Fed Beri Sinyal Turunkan Suku Bunga, Rupiah Menguat Jauhi Rp 16.300 per Dollar AS

Whats New
The Fed Tahan Suku Bunga, Harga Bitcoin Berpotensi Naik

The Fed Tahan Suku Bunga, Harga Bitcoin Berpotensi Naik

Whats New
Dana 'Stunting' Dipakai untuk Perbaiki Pagar, Anggaran Revolusi Mental Dibelikan Motor Trail

Dana "Stunting" Dipakai untuk Perbaiki Pagar, Anggaran Revolusi Mental Dibelikan Motor Trail

Whats New
Pasar Otomotif Lesu, Perusahaan Pembiayaan Beralih ke Mobil Bekas dan Dana Tunai

Pasar Otomotif Lesu, Perusahaan Pembiayaan Beralih ke Mobil Bekas dan Dana Tunai

Whats New
Pengangkatan Komisaris BUMN: Antara Transparansi dan Kontroversi

Pengangkatan Komisaris BUMN: Antara Transparansi dan Kontroversi

Whats New
Pagu Indikatif Kemenparekraf Rp 1,7 Triliun, Sandiaga Uno Minta Tambah Rp 3 Triliun

Pagu Indikatif Kemenparekraf Rp 1,7 Triliun, Sandiaga Uno Minta Tambah Rp 3 Triliun

Whats New
Bantu UMKM Naik Kelas, Bank Mandiri Hadirkan Mandiri Digipreneur Hub 

Bantu UMKM Naik Kelas, Bank Mandiri Hadirkan Mandiri Digipreneur Hub 

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com