Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Kian Tertekan, Ini Pemicunya

Kompas.com - 12/06/2024, 17:41 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot kian melemah hingga Rabu (12/6/2024) hari ini. Kurs mata uang Garuda bahkan sempat menembus level Rp 16.300 per dollar AS.

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah terus tertekan pada hari ini. Bahkan, kurs rupiah kerap kali menembus level Rp 16.300 per dollar AS. Pada akhirnya, rupiah ditutup melemah 0,02 persen ke Rp 16.295 per dollar AS pada hari ini.

Sementara itu, berdasarkan data Bank Indonesia (BI) JISDOR, kurs rupiah pada Rabu hari ini ialah Rp 16.297 dollar AS. Posisi ini lebih tinggi dari Selasa (11/6/2024) kemarin di level Rp 16.295 per dollar AS.

Baca juga: Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Tembus Rp 16.300 Per Dollar AS

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah selaras dengan indeks dollar AS yang tengah berada dalam tren kenaikan. Berdasarkan data Investing, indeks dollar AS saat ini berada di kisaran 104,78.

"Indeks dollar AS stabil di dekat level tertinggi satu bulan pada hari Rabu," ujar dia, dalam keterangannya, Rabu.

Tingginya indeks dollar AS dipicu oleh ketidakpastian arah kebijakan bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), yang kembali muncul. Jelang pengumuman hasil rapat pejabat The Fed, pasar mulai menurunkan ekspektasi pemangkasan suku bunga bakal terjadi pada tahun ini.

"Para pedagang juga mewaspadai kemungkinan sikap hawkish dari The Fed, di tengah tingginya inflasi dan kuatnya pasar tenaga kerja," tutur dia.

Selain itu, kuatnya permintaan terhadap dollar AS dipicu oleh kekhawatiran pasar terhadap kondisi perekonomian China. Pasalnya, China baru saja merilis data inflasi yang menunjukan adanya perlambatan, bahkan lebih rendah dari ekspektasi pasar, sehingga memicu kekhawatiran adanya pelemahan daya beli di Negeri Tirai Bambu.

"Angka tersebut menunjukkan bahwa belanja konsumen yang merupakan pendorong utama perekonomian Tiongkok masih lemah, bahkan ketika aktivitas pabrik meningkat," ucap dia.

Baca juga: Bos BI Ramal Nilai Tukar Rupiah Menguat ke Rp 15.300 - Rp 15.700 pada 2025

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja hingga 30 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja hingga 30 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Cerita Tiarsih Bangun Kampung Rosella, Tingkatkan Ekonomi dari Komoditas Daerah

Cerita Tiarsih Bangun Kampung Rosella, Tingkatkan Ekonomi dari Komoditas Daerah

Smartpreneur
HUMI Bakal Bagikan Dividen Rp 18,04 Miliar

HUMI Bakal Bagikan Dividen Rp 18,04 Miliar

Whats New
Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

Whats New
Holding BUMN Danareksa Bagi-bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

Holding BUMN Danareksa Bagi-bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

Whats New
Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Earn Smart
Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Whats New
Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Whats New
Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Whats New
10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

Earn Smart
BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

Whats New
Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Whats New
Puncak Arus Balik Libur Idul Adha 2024, KAI Layani 168.631 Penumpang

Puncak Arus Balik Libur Idul Adha 2024, KAI Layani 168.631 Penumpang

Whats New
PHK Karyawan Tokopedia Dikhawatirkan Berdampak ke UMKM, Mengapa?

PHK Karyawan Tokopedia Dikhawatirkan Berdampak ke UMKM, Mengapa?

Whats New
BRI Dukung UMKM Produk Dekorasi Rumah Tembus Pasar Internasional

BRI Dukung UMKM Produk Dekorasi Rumah Tembus Pasar Internasional

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com