Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waswas Arah Kebijakan APBN Prabowo-Gibran, Morgan Stanley Turunkan Peringkat Saham Indonesia

Kompas.com - 12/06/2024, 16:06 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber Bloomberg

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga keuangan Amerika Serikat (AS), Morgan Stanley, menurunkan peringkat saham-saham Indonesia menjadi "underweight" untuk pasar Asia dan emerging markets.

Sebagai informasi, peringkat underweight  menunjukan, Morgan Stanley memproyeksi saham dengan peringkat itu akan berkinerja lebih buruk daripada rata-rata saham di sektor yang sama atau pasar secara keseluruhan.

Dilansir dari Bloomberg, salah satu pemicu diturunkannya rekomendasi tersebut ialah kekhawatiran terhadap arah kebijakan fiskal dalam waktu dekat pada era pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Baca juga: Pesan Sri Mulyani untuk Prabowo-Gibran: Kelola APBN dengan Bijaksana

"Kami melihat ketidakpastian jangka pendek terkait arah kebijakan fiskal ke depan," tulis ahli strategi Morgan Stanley, dikutip Rabu (12/6/2024).

Dalam catatan yang sama, Morgan Stanley menyoroti potensi beban anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) yang semakin besar, seiring dengan adanya program-program yang dijanjikan Prabowo-Gibran, seperti program makan siang dan susu gratis.

Dengan anggaran belanja negara yang berpotensi membengkak, sementara di sisi lain pendapatan diyakini tidak tumbuh signifikan, defisit APBN pemerintahan mendatang dikhawatirkan semakin melebar.

Berdasarkan pembahasan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2025, defisit APBN tahun depan memang ditargetkan melebar menjadi kisaran 2,45 - 2,82 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

Selain arah kebijakan fiskal, Morgan Stanley juga menyoroti pergerakan kurs rupiah terhadap dollar AS yang cenderung melemah.

"Beberapa tekanan di pasar valuta asing di tengah masih tingginya suku bunga AS dan prospek dollar AS yang kuat," tulis Morgan Stanley.

Perubahan sikap Morgan Stanley terhadap pasar modal Tanah Air mulai terjadi setelah munculnya tren penguatan indeks dollar AS jelang pengumuman suku bunga bank sentral The Federal Reserve (The Fed) dan Bank Indonesia pada bulan ini.

Baca juga: Soal Bersedia Jadi Penasihat Prabowo, Ini Kata Luhut

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com