Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Kecil Menengah Bisa "Kecipratan" Program Makan Siang Gratis Prabowo

Kompas.com - 07/06/2024, 10:00 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengatakan, industri kecil dan menengah (IKM) makanan dan minuman berpotensi besar untuk diserap dalam program Makan Siang Gratis yang diinisiasi Presiden Terpilih Prabowo Subianto.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka Kemenperin Reni Yanita mengatakan, program "Makan Siang untuk Anak Sekolah dan Pencegahan Stunting" memerlukan dukungan berbagai pihak dan sumber daya.

"Komoditas agribinis lokal yang dihasilkan daerah memiliki potensi besar untuk dapat dimanfaatkan. Bahan pangan lokal dapat menjadi pemasok kebutuhan melalui proses hilirisasi pangan yang dilakukan oleh stakeholder seperti IKM, Bumdesa, dan koperasi," kata Reni dalam acara "Kick Off Indonesia Food Innovation (IFI) 2024" secara virtual, dikutip Jumat (7/6/2024).

Baca juga: Siapkan Anggaran Negara 2025, Sri Mulyani: Semua Menanyakan Makan Siang Gratis Bagaimana...

Reni mengatakan, produk inovatif yang efisien dalam penanganan logistik dan umur simpan seperti produk pangan siap saji atau ready to eat dapat menjadi pilihan untuk mendukung pelaksanaan program tersebut.

Terlebih, kata dia, pemanfaatan produk pangan ready to eat bisa menjadi peluang dalam penyerapan produk IKM dalam negeri terkait pengadaan barang dan jasa oleh pemerintah.

"Dengan kebijakan belanja pengadaan pemerintah terbukti memberikan dampak positif terhadap perekonomian nasional, penyerapan tenaga kerja, dan penggunaan produk dalam negeri," ujarnya.

Baca juga: Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Di samping itu, Reni mengatakan, masih terdapat permasalahan yang menjadi hambatan bagi kemajuan IKM, di antaranya keterbatasan modal, manajemen yang belum profesional, belum terpenuhinya standar serta legalitas usaha, serta terbatasnya inovasi.

Sementara itu, dari sisi eksternal, IKM juga dihadapkan dengan berbagai tantangan dalam menjalankan usahanya seperti ketidakpastian pasokan bahan baku, kehadiran pesaing dan produk baru, serta permintaan pasar yang sangat fluktuatif.

"Para IKM juga perlu mempersiapkan diri melakukan adaptasi dan berinovasi dengan membaca trend dan kebutuhan pasar, baik pasar dalam negeri maupun ekspor," tuturnya.

Baca juga: JK Soal Makan Siang Gratis Bebani APBN: Siapa yang Bayar? Kita Semua


Sebagai informasi, IKM makanan dan minuman merupakan industri padat karya yang berjumlah sekitar 1,7 juta unit usaha dengan menyerap sekitar 3,6 juta tenaga kerja.

Pada triwulan I tahun 2024, struktur PDB industri pengolahan non migas didominasi oleh industri makanan dan minuman yang berperan sebesar 39,91 persen atau 6,47 persen dari total PDB Nasional.

Hal ini didukung pula oleh nilai ekspor industri makanan dan minuman pada April 2024 yang mencapai 2,71 miliar dollar AS atau 19,4 persen dari ekspor industri pengolahan non migas dan merupakan ekspor terbesar kedua setelah sektor industri logam dasar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rupiah Diramal Jatuh ke Rp 16.800 Per Dollar AS, Akankah BI Naikkah Suku Bunga?

Rupiah Diramal Jatuh ke Rp 16.800 Per Dollar AS, Akankah BI Naikkah Suku Bunga?

Whats New
Peluang Perawat Indonesia Bekerja di Belanda Terbuka Lebar

Peluang Perawat Indonesia Bekerja di Belanda Terbuka Lebar

Work Smart
Pertamina dan PLN Masuk 10 Besar Perusahaan Energi Terbesar Asia Tenggara 2024 Versi Fortune

Pertamina dan PLN Masuk 10 Besar Perusahaan Energi Terbesar Asia Tenggara 2024 Versi Fortune

Whats New
Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja hingga 30 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja hingga 30 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Cerita Tiarsih Bangun Kampung Rosella, Tingkatkan Ekonomi dari Komoditas Daerah

Cerita Tiarsih Bangun Kampung Rosella, Tingkatkan Ekonomi dari Komoditas Daerah

Smartpreneur
HUMI Bakal Bagikan Dividen Rp 18,04 Miliar

HUMI Bakal Bagikan Dividen Rp 18,04 Miliar

Whats New
Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

Whats New
Holding BUMN Danareksa Bagi-bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

Holding BUMN Danareksa Bagi-bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

Whats New
Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Earn Smart
Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Whats New
Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Whats New
Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Whats New
10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

Earn Smart
BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

Whats New
Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com