Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belanja Pemerintah Ketat, Konsumsi Harus Dibarengi Investasi untuk Tumbuhkan Perekonomian

Kompas.com - 02/09/2016, 22:08 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat harus terus belanja agar pertumbuhan ekonomi tidak meleset terlalu dalam menyusul efisiensi belanja pemerintah.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati terus melanjutkan pengetatan belanja di paruh kedua tahun ini.

Sri Mulyani mengakui, efisiensi belanja pemerintah yang awalnya diperkirakan tidak mengganggu target pencapaian pertumbuhan ekonomi, setelah dihitung ulang ternyata memberikan dampak cukup signifikan.

Ani, sapaan akrab Sri Mulyani, memprediksikan pertumbuhan ekonomi tahun ini mentok 5,1 persen, alias lebih rendah dari target dalam APBNP 2016 yang sebesar 5,2 persen.

Pasalnya, kabar berhembus santer belakangan akan terjadi lagi pemotongan anggaran apabila target penerimaan program pengampunan pajak sebesar Rp 165 triliun tidak tercapai.

Jika hal ini benar terjadi, pertanyaan lebih jauh, sumber apa - di luar belanja pemerintah - yang masih bisa diandalkan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi tahun ini?

Ekonom INDEF Dzulfian Syafrian menyampaikan, sayangnya harus diakui konsumsi masyarakat masih bakal menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi tahun ini.

Kontribusinya diperkirakan masih cukup besar mencapai 60 persen. Pertumbuhan ekonomi, kata dia, hampir tidak mungkin ditopang dari aktivitas ekspor dan impor di tengah perdagangan dunia yang sedang lesu.

"Kalau investasi, masih sulit didongkrak karena investor belum melihat ada perubahan mendasar dari iklim investasi, infrastruktur dan kebijakan-kebijakan di negeri kita. Perkembangan paket-paket yang dikeluarkan belum jelas," kata Dzulfian kepada Kompas.com, Jumat (2/9/2016).

Dzulfian mengatakan, kenaikan batas Pendapatan Tidak Kena Pajak (PTKP) menjadi Rp 4,5 juta per bulan memang bisa sedikit menjaga konsumsi masyarakat.

Namun menurutnya, pemerintah seharusnya tidak hanya fokus dan menjadikan konsumsi sebagai bemper pertumbuhan ekonomi tahun ini, meski sumbangsihnya mayoritas.

"Justru sebaiknya fokus membenahi investasi dan perdagangan yang masih lemah. Sebab, daya beli masyarakat secara umum masih bagus," kata Dzulfian.

Senada, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pemerintah memang berharap investasi bisa ditingkatkan.

Apalagi, kata Darmin, harusnya investasi proyek kelistrikan 35.000 megawatt sudah harus direalisasikan tahun ini.

"Terutama investasi di listrik yang 35.000 megawatt itu. Sebagian kan sudah financial process tahun lalu. Kemudian financial closing tahun ini. Dan itu mestinya sudah harus realisasi investasi," kata mantan Gubernur Bank Indonesia itu, di kantornya, Jumat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com