WASHINGTON, KOMPAS.com - Bank sentral AS Federal Reserve telah menyelesaikan pertemuan Federal Open Meeting Committee (FOMC) untuk bulan ini.
Dalam pertemuan itu, The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga acuan Fed Fund Rate pada posisi antara 0,25 dan 0,5 persen.
Dalam pidatonya, Gubernur The Fed Janet Yellen menyatakan pihaknya optimistis terhadap perekonomian AS. Akan tetapi, Yellen menggaris bawahi beberapa risiko yang masih akan dihadapi AS.
Pertama, The Fed ingin menghindari skenario di mana pasar tenaga kerja jauh membaik di bawah kondisi kebijakan suku bunga yang rendah.
Ini akan membuat The Fed harus meningkatkan suku bunga acuan lebih cepat dan berpotensi bakal menggelincirkan perekonomian.
"Prospek yang kita ciptakan dapat menciptakan risiko penurunan di pasar tenaga kerja adalah sesuatu yang kami hindari," ujar Yellen seperti dikutip dari CNBC, Kamis (22/9/2016).
Ia juga menyatakan ada risiko inflasi AS tidak bergerak melebihi target yang dipatok The Fed, yakni dua persen.
Yellen dan pejabat The Fed lainnya menyatakan inflasi adalah salah satu alasan bank sentral tidak menaikkan suku bunga acuan pada pertemuan FOMC bulan ini.
The Fed memutuskan menahan suku bunga acuan tetap pada level 0,25 dan 0,5 persen meskipun tiga dari 10 pejabat mendukung kenaikan sebesar 25 basis poin.
Pernyataan The Fed mengindikasikan bahwa bank sentral cenderung berpeluang menaikkan suku bunga acuan pada akhir tahun ini.
"Kecenderungan peningkatan suku bunga telah meningkat. Akan tetapi, kami akan menunggu progres berlanjut menuju tujuan kami," jelas The Fed.
The Fed menyatakan serapan tenaga kerja cenderung. Akan tetapi, inflasi masih berada di bawah target dua persen.