Pada sebulan terakhir periode satu tax amnesty, anak-anak muda itu harus bekerja hingga tengah malam untuk melayani masyarakat yang datang melaporkan harta dalam rangka ikut tax amnesty.
Ken sendiri bangga sekaligus heran dengan para anak-anak muda itu. Sebabnya mereka justru berkompetisi menjaring wajib pajak untuk ikut tax amnesty.
"Orang-orang yang seumur itu adalah generasi Y yang merupakan generasi yang suka kompetisi, kreatif, dan memang enggak pernah nyerah. Saat melayani tax amnesty, mereka saling bertanya 'siapa paling kuat enggak tidur', 'siapa paling kuat duduk' dan 'siapa paling banyak menerima (wajib pajak)'," kata Ken.
"Dan hebatnya lagi, generasi umur 40 tahun ke bawah itu tidak pernah diceritakan mengenai 'kancil nyolong timun'. Makanya generasi mereka bukan generasi 'nyolong'. Kalau generasi saya diceritain kancil 'nyolong' timun. Dan saya bangga terhadap mereka karena solid," ucap dia.
Menariknya, Ken mengungkapkan bahwa masuknya anak-anak muda ke Ditjen Pajak merupakan hasil reformasi yang dilakukan sejak beberapa tahun silam.
Saat itu, orang yang gencar mendorong mereformasi Ditjen Pajak adalah Sri Mulyani.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.