Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Strategi Menteri Amran agar Indonesia Mulai Kurangi Impor Bahan Pangan

Kompas.com - 14/10/2016, 06:02 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

SULAWESI SELATAN, KOMPAS.com - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa Indonesia sudah mulai meninggalkan impor bahan pangan seiring dengan naiknya produksi bahan pangan dalam negeri seperti bawang, jagung, beras dan cabai.

Amran menuturkan, peningkatan produksi pertanian seperti beras terlihat pada pergeseran harga yang lebih murah dibandingkan dengan tahun yang lalu disaat tidak musim panen.

"Tahun lalu harga beras ketika saat musim kemarau ini harga beras tahun lalu Rp 9.000 per kilogram (kg), sekarang Rp 7.400, ada juga Rp 7.300 dan Rp 7.000 per kg di lapangan, itu artinya ada selisih Rp 1.500 per kg dan itu luar biasa," tuturnya di Bone, Sulawesi Selatan, Kamis (13/10/2016).

Untuk komoditas bawang putih, biasanya Indonesia impor dari Thailand, Vietnam, Myanmar. Tetapi tahun ini tidak impor. Demikian juga dengan beras ketan.

Bagaimana cara Amran menurunkan impor bahan pangan?

Salah satu caranya adalah melalui pengetatan importasi bahan pangan. Cara ini dilakukan untuk menekan inflasi dengan menaikkan kesejahteraan. Dengan demikian, disparitas harga antara produsen dan konsumen stabil dan tidak terlalu besar.

Cara lain, yakni dengan meningkatkan produksi hasil pertanian dalam negeri. Untuk cara ini, Kementerian Pertanian (Kementan) tengah melakukan beberapa program. 

Program yang terbaru adalah upaya khusus percepatan populasi sapi indukan wajib bunting (upsus siwab).

Menurut Amran, upsus siwab mencakup dua program utama yaitu peningkatan populasi melalui Inseminasi Buatan (IB) dan Intensifikasi Kawin Alam (Inka).

Berdasarkan data Kementerian Pertanian menargetkan produksi daging sapi dan kerbau pada 2015 mencapai 410.000 ton atau setara 550.000 ton dalam bentuk karkas.

Angka itu naik dibandingkan target pada 2014 yang sebesar 370.000 ton daging atau setara 460.000 ton karkas.

Program lain, yakni dengan menambah luas tanam di beberapa wilayah di Indonesia. Terutama untuk produksi beras.

Kementan menargetkan penambahan luas tambah tanam padi di tujuh kabupten dan kota di Provinsi Jawa Tengah selama periode Juli-September 2016 sebanyak 60.696 hektar. Hingga  April-Juni sudah terealisasi penambahan luas tanam sebanyak 173.200 hektar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com