Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bambang P Jatmiko
Editor

Penikmat isu-isu ekonomi

Proteksionisme Trump, Saat AS Rasakan Getirnya Pasar Bebas

Kompas.com - 17/11/2016, 08:04 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorHeru Margianto

Tak hanya itu, guna mengurangi masuknya barang dari Meksiko, Trump ingin membangun pagar di bagian selatan negara itu yang berbatasan dengan Meksiko.

Dengan China, Trump ingin menaikkan tarif hingga 45 persen agar barang-barang dari negara itu bisa dihambat masuk.

Langkah AS untuk menerapkan proteksionisme tentu menjadi pertanyaan, sekaligus memunculkan kekhawatiran bagi stabilitas perdagangan dunia, yang sudah saling terhubung.

Di Indonesia, dalam jangka pendek, langkah Trump direspons dengan bergejolaknya pasar finansial, seperti anjloknya rupiah yang hingga mencapai Rp 13.800 per dollar AS. Sementara di pasar modal, IHSG anjlok hingga 3,5 persen.

Dalam jangka panjang, jika rencana itu terwujud, dampak yang muncul tentu akan jauh lebih terasa hingga ke sektor riil karena pasar ekspor menjadi tertutup

Ada yang menyebut, saat ini perekonomian dunia bersiap mencari keseimbangan baru. Di mana pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang tak sekencang sebelumnya. Di sisi lain pertumbuhan AS bisa lebih tinggi.

Terlepas dari itu, bagaimanapun, AS selama ini menjadi "nabi" bagi implementasi pasar bebas dan globalisasi.

Jika sang "nabi" telah menyatakan bahwa pasar bebas lebih banyak memberikan mudharat ketimbang manfaatnya, haruskah para pengikutnya perlu mulai untuk mempertimbangkan melakukan proteksionisme? Wallahu a'lam bishawab.

Terakhir saya hanya ingin mengutip sebagian syair lagu dari Bang Haji Rhoma Irama
 yang berjudul Kegagalan Cinta.

Kau yang memulai kau yang mengakhiri...
Kau yang berjanji, kau yang mengingkari...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com