Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Fajar Marta

Wartawan, Editor, Kolumnis 

Mengembalikan Laut Nusantara sebagai Surga Ikan

Kompas.com - 18/11/2016, 09:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAprillia Ika

Dengan program ini diharapkan perbankan yang dulu enggan menyalurkan kredit kepada nelayan, mulai lebih banyak menyalurkan pembiayaan di sektor penangkapan ikan.

Risiko kredit nelayan yang dianggap tinggi oleh bank selama ini dapat diminimalisir dengan adanya asuransi kredit. Pinjaman nelayan yang macet (non performing loan/NPL) akan dengan sedirinya berkurang seiring meningkatnya tangkapan nelayan. 

Kerapu

Adapun untuk mengatasi destructive fishing, Susi mengatur kapal pengangkut ikan hidup, baik kapal asing maupun domestik. Intinya, Susi ingin pengangkutan ikan hidup dapat terawasi dengan baik.

Komoditas ikan hidup yang menjadi primadona untuk diekspor adalah kerapu dan napoleon. Indonesia merupakan pengekspor kerapu hidup terbesar di dunia dengan tujuan utama ke Hongkong, Malaysia, dan Singapura. Produksi kerapu Indonesia pada tahun 2015 mencapai Rp 1,37 triliun.

Ikan kerapu umumnya dipelihara di keramba jaring apung yang ditempatkan di laut. Budidaya kerapu sebagian besar terdapat di Sumatera, Maluku, dan Papua.

Sebelum adanya pengaturan kapal pengangkut ikan hidup, kapal-kapal dari Hongkong dengan gampangnya singgah dari satu sentra budidaya kerapu ke sentra budidaya kerapu lainnya di Indonesia.

Kemudian mereka langsung membawa ikan-ikan kerapu hidup itu ke Hongkong tanpa otoritas mengetahui berapa volume ikan yang diangkut. Akibatnya, pemerintah banyak kehilangan potensi penerimaan dari budidaya kerapu.

Mahalnya harga kerapu hidup tanpa cacat yang bisa mencapai Rp 1,2 juta per kg di pasar Hongkong, akhirnya mendorong masyarakat berburu kerapu alam untuk dipelihara ataupun langsung dijual.

Sayangnya, untuk mendapatkan kerapu hidup tanpa cacat, banyak orang menggunakan bius sianida. Padahal, penggunaan sianida dapat merusak terumbu karang yang menjadi habitat dan tempat reproduksi ikan kerapu sendiri.

Penangkapan kerapu alam makin menjadi-jadi karena belum semua jenis kerapu bisa dibudidayakan. Species kerapu seperti kerapu sunu merah dan totol biru merupakan sebagian jenis kerapu yang hanya bisa berkembang biak di alam bebas.

Dengan pengaturan kapal angkut ikan, Susi berharap pengangkutan ikan kerapu hidup dan napoleon dapat diawasi oleh pelabuhan perikanan setempat. Dengan demikian bisa terdeteksi mana kerapu hasil budidaya murni dan kerapu alam yang ditangkap menggunakan bius sianida.

FishBase/KKP Berbagai jenis kerapu

Positif

Jika tak ada lagi illegal fishing, overfishing, dan destructive fishing di perairan Indonesia, maka segalanya akan mudah bagi nelayan.

Banyak pihak menciptakan berbagai rekayasa dalam penangkapan ikan, yang kemudian dianggap sebagai terobosan seperti pemasangan rumpon, modifikasi berbagai alat tangkap, dan penggunaan kapal super besar agar bisa mencari ikan hingga ke tengah laut.

Upaya-upaya itu dilakukan agar nelayan tetap bisa menangkap ikan di tengah penurunan biomassa dan potensi tangkapan akibat kerusakan ekosistem dan penangkapan yang tidak bertanggung jawab.

Menteri Susi berpikir mengapa bukan persoalan dasarnya yang dibenahi yakni menciptakan ekosistem laut yang bisa memberikan kesempatan pada ikan dan biota laut lainnya untuk tumbuh dan berkembang biak.

Mengapa pula kita tidak mengatur aktivitas penangkapan ikannya, agar selaras dan sesuai dengan daya dukung lingkungan yang lestari.

Apabila ekosistem perairan tidak rusak dan penangkapan diatur maka alam dengan sendirinya akan menyediakan ikan yang berlimpah ruah.

Tak perlu lagi ada rumpon untuk memancing ikan berkumpul karena ikan sudah ada di mana-mana, menyebar ke seluruh perairan. Tak perlu lagi mencari ikan hingga ke tengah laut karena di pinggiran ikan juga berlimpah. Tak perlu lagi menggunakan pukat karena dengan kail pun ikan mudah ditangkap.

Jadi, pengaturan penangkapan ikan hanya akan menciptakan manfaat positif baik bagi alam maupun manusia yang menggantungkan hidupnya dari laut.

Kompas TV Menteri Susi: Lebih Enak Urus Susi Air- Satu Meja


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Whats New
Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Whats New
IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com