Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agar "Rating" Naik, Ini PR yang Harus Diselesaikan Indonesia

Kompas.com - 23/12/2016, 19:39 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings beberapa waktu lalu meningkatkan outlook Sovereign Credit Rating Republik Indonesia dari Stable menjadi Positive.

Hal ini pun mengafirmasi rating Indonesia pada BBB- (Investment Grade). Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan, bank sentral mengapresiasi keputusan Fitch untuk menaikkan outlook rating Indonesia karena ini layaknya “pintu gerbang” menuju perbaikan rating Indonesia.

Namun, belum bisa dipastikan apakah lembaga pemeringkat tersebut akan benar-benar menaikkan rating Indonesia.

“Outlook Credit rating itu biasanya dilakukan sebelum melakukan rating upgrade. Tapi bukan suatu kepastian outlook di-upgrade lalu rating juga di-upgrade,” ujar Mirza di kantornya di Jakarta, Jumat (23/12/2016).

Mirza menuturkan, pihaknya berharap setelah Fitch menaikkan outlook rating Indonesia menjadi positif, maka rating Indonesia juga akan diperbaiki.

Namun demikian, untuk memperoleh peningkatan rating, Mirza memandang ada beberapa pekerjaan rumah alias PR yang masih harus diselesaikan oleh Indonesia.

PR pertama menurut Mirza adalah pengendalian inflasi. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) sebaiknya diusahakan tidak lebih dari 4 persen.

Ia menyatakan, dalam asumsi APBN 2017, inflasi dipatok pada level 4 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Asumsi ini dibuat lantaran ada rencana kenaikan tarif dasar listrik (TDL) yang masuk ke dalam komponen administered prices atau harga yang dikendalikan pemerintah pada awal tahun 2017 mendatang. Sehingga, diprediksi akan ada kenaikan pada inflasi.

“Walaupun ada kenaikan administered prices dalam rangka efisiensi APBN tapi inflasi volatile food (harga pangan yang bergejolak) dan administered jangan sampai lebih dari 4 persen,” ujar Mirza.

PR kedua adalah deregulasi harus terus dilakukan. Mirza menyatakan, upaya-upaya dalam meningkatkan ekspor maupun devisa dari luar ekspor seperti misalnya dari pariwisata harus terus ditingkatkan.

“TKI (Tenaga Kerja Indonesia) juga bisa menjadi sumber devisa. Akan tetapi, perlindungan kepada TKI dan pelatihan kepada TKI harus terus dilakukan,” terang Mirza.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com