SEOUL, KOMPAS.com - Harga minyak dunia menguat pada sesi perdagangan pertama tahun 2017.
Penguatan ini didorong harapan bahwa kesepakatan antara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dengan negara-negara produsen non-OPEC akan efektif pada bulan ini untuk menurunkan produksi.
Mengutip Reuters, Selasa (3/1/2017), acuan harga minyak Brent naik 31 sen atau 0,55 persen menjadi 57,13 dollar AS per barrel.
Angka ini mendekati rekor tertinggi harga minyak tahun 2016 yang mencapai 57,89 dollar AS per barrel pada 12 Desember 2016.
Sementara itu, acuan harga minyak AS West Texas Intermediate (WTI) naik 32 sen atau 0,6 persen menjadi 54,04 dollar AS per barrel. Angka ini tidak jauh dari level tertinggi tahun 2016 yang mencapai 54,51 dollar AS per barrel.
1 Januari 2017 menandai dimulainya secara resmi kesepakatan yang dicapai OPEC dan negara-negara produsen minyak non-OPEC seperti Rusia untuk memangkas produksi minyak.
Produksi minyak diturunkan hampir mencapai 1,8 juta barrel per hari. Para analis menyatakan bahwa Januari akan menjadi indikator apakah kesepakatan ini akan terus dijalankan atau tidak.
"Pasar akan melihat bukti terjadinya pemangkasan produksi. Skenario yang paling mungkin adalah OPEC dan negara-negara non-OPEC akan tetap berkomitmen pada kesepakatan ini, khususnya di tahap awal," ungkap Ric Spooner, kepala analis pasar CMC Markets.