Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produk Abon Jamur Kian Menjamur

Kompas.com - 05/02/2017, 12:58 WIB

Dalam penjualan Ailani Food menerapkan sistem offline dan online. Untuk offline seperti distribusi langsung ke toko-toko, supermarket, dan pasar modern lainnya. Penjualan via online memanfaatkan jejaring sosial media dan situs www.ailanifood.com.

Rata-rata nilai penjualan atau omzet abon jamur mencapai puluhan juta per bulan. “Kami memiliki puluhan reseller dan distributor,” rinci Ahmad. Ailani Food menjamin abon racikannya samasekali tidak mengandung unsur hewani.

Dengan segala manfaat yang ada pada jamur tiram, abon ini lebih sehat dari abon berbahan dasar hewani terutama daging sapi maupun daging ayam.

Agar bisa diterima pasar, abon jamur tidak hanya menjual kandungan rendah kolesterol dan tinggi serat, tapi harus bebas bahan pengawet. Atas dasar itu, Ahmad menuturkan dalam proses pengolahan bahan bakunya harus dari jamur tiram segar, dipadu dengan bahan-bahan pilihan lainnya.

Kemudian, harus alami dan tanpa bahan pengawet, gula buatan dan penyedap rasa dari bahan kimia. Hal ini penting karena yang mengkonsumsi bukan hanya masyarakat umum melainkan kelompok masyarakat vegetarian yang sadar betul mengenai gaya hidup sehat.

Seperti yang dilakukan Kusni, untuk menjaga kealamian abon jamur Medales 16 menyatakan telah berkomitmen menjaga kualitas dan kepercayaan konsumen sejak awal merintis usaha ini pada 2012 lalu.

“Abon jamur Medales 16 tidak menggunakan bahan penyedap rasa,” klaim Kusni. Selain itu, dalam proses pengembangan usaha, perusahaan ini mendapatkan pembinaan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Tangerang.

Tak hanya itu, pada saat tahap ujicoba produk dan tes pasar, produk Medales 16 juga mendapat bimbingan intensif dari bina UKM Universitas Tangerang Raya.

Hasilnya, usaha ini mendapatkan izin usaha dan Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SP-PIRT) plus sertifikat halal secara gratis. Kusni mengakui, legalitas usaha dan jaminan keamanan produk menjadi modal untuk bersaing dengan produk abon berbahan protein hewani yang sudah lama eksis di pasaran.

Kusni berujar, produk Medales 16 mendapatkan respon positif di pasar tidak lepas dari tekad dan kegigihannya dalam mengembangkan usaha ini dari bawah.

Awalnya dengan modal Rp 12 juta untuk beli peralatan, Kusni hanya  mampu memproduksi abon degan volume 3 kg–4 kg sehari. Saat ini produksi sudah mencapai 27 kg per hari dengan tujuh varian rasa.  Soal harga, abon Medales 16 menjual Rp 25.000 per bungkus. Jangan heran, abon Medales 16 tak hanya melanglang Nusantara tapi sudah tembus mancanegara.

“Ada reseller kami di Australia,  Miami, Florida, dan lainnya,” beber Kusni yang menyebut memiliki 50 reseller.

Bagaimana, apakah Anda juga berminat menjajal usaha abon jamur? (Dadan M. Ramdan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com