NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak pada Kamis (9/2/2017) waktu setempat atau Jumat dini hari waktu Indonesia (10/2/2017) ditutup naik.
Kenaikan harga minyak ini terjadi setelah stok bensin Amerika Serikat (AS) naik. Kenaikan stok bensin menunjukkan tingginya permintaan di pasar minyak terbesar dunia tersebut.
Pada perdagangan Kamis, patokan minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 66 sen atau 1,3 persen, ditutup di level 53 dollar AS per barel.
Sedangkan patokan minyak Brent naik 51 sen atau 0,9 persen ke level 55,63 dollar AS per barel.
Mitra senior di Energy Management Institute, Dominick Chirichella mengatakan saham bensin menarik. Namun hal itu tidak cukup untuk menahan pasar dari berbalik arah, di tengah penurunan produksi dari OPEC dan kelebihan stok minyak mentah AS.
"Jika terus melihat tingkat kepatuhan yang layak di kisaran 85-95 persen dari OPEC dan melihat persediaan di AS, kita bisa mendapatkan penyokong lain," kata Chirichella dikutip dari CNBC, Jumat.
Badan administrasi energi AS, EIA, mengatakan persediaan bensin pada Rabu turun 869.000 barel menjadi 256,2 juta barel. Padahal analis memperkirakan ada kenaikan stok bensin sebesar 1,1 juta barel.
Penurunan stok bensin menunjukkan konsumsi AS lebih kuat dari yang diharapkan. Di sisi lain, mungkin hal ini cukup sehat untuk mendukung harga pasar sebagian besar bahan minyak.
"Bensin AS berhadiah mendukung harga saat ini," kata Tamas Varga, analis senior di London broker PVM Oil Associates. "Mereka merupakan indikasi permintaan AS yang lebih kuat."
Harga bensin AS naik sekitar 1 persen pada Selasa. Tetapi pasokan minyak mentah lebih banyak yang bisa menjadi tekanan harga.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.