Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Plus Minus jika Freeport Hengkang atau Tetap Berada di Indonesia

Kompas.com - 22/02/2017, 19:30 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kisruh Pemerintah Indonesia dengan PT Freeport Indonesia (PTFI) sepertinya akan berjalan cukup lama, apalagi dengan adanya pernyataan dari Presiden Direktur Freeport McMoran Inc yang menyatakan akan tetap berpegang teguh pada perjanjian lamanya, yakni kontrak karya (KK).

Dengan sikap yang dinilai tak bersahabat tersebut, pemerintah pun tak segan-segan mendepak perusahaan tambang asal Amerika Serikat (AS) tersebut jika tidak mematuhi peraturan yang telah ditetapkan pemerintah.

Kompas.com mencoba meminta tanggapan beberapa analis pasar modal terkait plus minus yang akan ditimbulkan jika Freeport Indonesia hengkang ataupun tetap berada di Tanah Air.

Head of Research and Consulting Services Infovesta Utama, Edbert Suryajaya, mengatakan, investor yang memiliki saham Freeport McMoran Inc (FCX) tengah dalam posisi yang tidak nyaman. Pasalnya, ketidakpastian investasi tengah menghantui saham FCX yang terdaftar di bursa AS tersebut.

"Saya baca komentar dari Pak Luhut (Menko Kemaritiman) kalau mereka (PTFI) sampai kalah di arbitrase, pemerintah ingin mereka keluar dari Indonesia. Nah, berita-berita ini saya rasa bikin investor enggak nyaman," ujar Edbert kepada Kompas.com, Rabu (22/2/2017).

Menurut Edbert, selain rasa tidak nyaman yang menghantui para pemegang saham FCX akan portofolio investasinya, terdapat juga plus minus jika Freeport Indonesia hengkang ataupun tetap berada di Tanah Air.

"Plusnya tentu dengan kontrol dari pemerintah terhadap aset tersebut, maka bisa jadi salah satu sumber pendapatan lain buat negara, apalagi bila dapat dikelola dengan baik. Kalau untuk minusnya, tentu penanganan tambang dengan skala sebesar itu lebih rumit sehingga perlu dilihat apakah proses transisi bisa berjalan dengan baik," tutur Edbert.

Sementara itu, Head of Research MNC Securities, Edwin Sebayang, menilai, PTFI akan sangat sulit jika harus hengkang dari Indonesia. Pasalnya, cadangan emas yang ada di tambang Papua masih cukup banyak dan hasil penjualannya menjadi pemasukan terbesar PTFI ke induk usahanya di AS, yakni Freeport McMoran Inc.

"Sulitlah dia (PTFI) hengkang dari Indonesia karena reserve atau cadangannya masih besar," tutur Edwin.

Hal yang memungkinkan terjadi adalah proses negosiasi yang alot antara pemerintah dan PTFI untuk mencapai suatu kata sepakat yang tidak merugikan PTFI maupun Pemerintah Indonesia.

"Ujung-ujungnya terjadi nego mengenai kepemilikannya," katanya.

Skema IPO

Selain itu, muncul wacana PTFI untuk melakukan pencatatan saham perdana atau initial public offering (IPO) di BEI. Cara ini dinilai paling baik untuk pengalokasian atau skema pengurangan (divestasi) sebagian saham perusahaan tambang yang bermarkas di Amerika Serikat (AS) itu.

"Buat saya, cara terbaik enggak ada pilihan, kecuali IPO," ujar Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia, Tito Sulistio.

Menurut Tito, jika PTFI telah mencatatkan sahamnya di BEI, perusahaan tersebut otomatis menjadi perusahaan terbuka yang semua kegiatan produksi maupun keuangannya bisa diketahui seluruh masyarakat Indonesia.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com