Meski secara ukuran masih kecil, potensi pasar terlihat positif sejalan dengan berbagai rekor penggalangan dana. Sebagai contoh, penggalangan dana Crowdo senilai RM 2.65 juta (Rp 7,97 milliar) dalam kurun waktu 18 hari merupakan rekor EFC yang hingga saat ini belum terlampaui di wilayah Asia Tenggara.
Sementara itu, Indonesia dengan pasar UMKM dan gap pembiayaan yang besar, berkesempatan untuk mendapatkan manfaat terbesar dari tekfin.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berhasil membuka dialog berkesinambungan dengan para operator tekfin melalui Asosiasi Fintech Indonesia dan memulai awal positif melalui pemberlakuan regulasi baru (POJK Nomor 77 tahun 2016). Koordinasi yang baik dan efektif antara regulator dan sektor swasta merupakan hal esensial untuk menjamin bahwa momentum yang berhasil diciptakan tidak hilang.
Salah satu pionir, Thailand, saat ini fokus pada pendekatan yang lebih hati-hati namun holistik. Badan Pengawasan Pasar Modal (Securities and Exchange Commission/SEC) di negara tersebut telah mengumumkan sebuah kerangka kerja kompetitif bagi ECF.
Bank of Thailand juga sedang merumuskan sebuah sandbox regulasi bagi tekfin untuk uji inovasi. Namun, kekosongan operator yang berlisensi dan kebutuhan untuk mengembangkan peraturan serta kompetensi industri menjadi hal yang perlu dicatat oleh Thailand saat ini.
Terakhir, Singapura mengambil langkah yang berbeda dibandingkan negara MINTS lainnya dengan memposisikan tekfin sebagai salah satu inti dari strategi nasional dan ambisi untuk menempatnya diri sebagai smart financial centre.
Badan Kebijakan Fiskal (Monetary Authority of Singapore/MAS) telah menjanjikan lebih dari SGD 225 juta (Rp 2,14 triliun) untuk pengembangan tekfin sekaligus menandatangani nota kesepahaman dengan institusi politeknik lokal untuk mendorong pengembangan keahlian di bidang tekfin. MAS telah mengeluarkan lisensi p2p lending dan ECF yang telah dimiliki oleh Crowdo.
Sangat menggembirakan menyaksikan perjalanan industri tekfin mencapai tujuan dan aspirasinya dalam memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi yang lebih luas di Asia Tenggara.
Sementara masih banyak hal yang perlu diperhatikan, seperti kebutuhan akan kerangka regulasi yang kompetitif dan pengembangan kemampuan pelaku tekfin, wilayah ini sudah menunjukkan awal yang menjanjikan.
Pemikiran selanjutnya adalah untuk menjaga kepercayaan melalui koordinasi antara regulator dan sektor swasta, untuk memastikan bahwa industri ini dapat mencapai titik infleksi secepat mungkin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.