Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sawah di Tiga Kecamatan di Semarang Terendam Banjir, Petani Rugi

Kompas.com - 30/03/2017, 12:00 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

AMBARAWA, KOMPAS.com - Ratusan hektar tanaman padi di tiga kecamatan di Kabupaten Semarang kerap digenangi air, selama beberapa bulan ini.

Penyebabnya adalah hujan dengan intensitas tinggi yang melanda kawasan ini. Tiga kecamatan ini adalah Banyubiru, Ambarawa, dan Kecamatan Tuntang yang selama ini dikenal sebagai areal persawahan yang subur untuk tanaman padi.

Melihat kondisi ini Dinas Pertanian, Perikanan dan Ketahanan Pangan (DPPKP) Kabupaten Semarang mengimbau agar para petani di daerah tersebut dapat mengikuti program asuransi pertanian.

Dengan asuransi pertanian ini petani dapat meminimalisasi kerugian dampak dari gagal panen. "

Tiga kecamatan itu sawah memang langganan banjir. Apalagi beberapa bulan ini intensitas hujan memang tinggi," ungkap Kepala DPPKP Kabupaten Semarang, Urip Triyogo, Kamis (30/3/2017).

Ia menjelaskan, persyaratan untuk mengikuti asuransi pertanian ini adalah petani harus memiliki luas tanah minimal satu hektar. Saat ini di Kabupaten Semarang sedikitnya sudah sudah 2.000 hektar sawahyang didaftarkan asuransi pertanian tersebut.

Setiap satu hektar sawah, premi yang harus dibayarkan setiap bulannya adalah Rp 35.000. Apabila dalam satu tahun terjadi gagal panen, pihak asuransi akan memberikan ganti rugi sebesar Rp 6 juta untuk satu hektarnya.

"Kita siap membantu mendaftarkannya. Namun memang kesadaran petani masih rendah untuk mengikuti asurans ini, padahal sebenarnya sangat menolong," ungkapnya.

Terkait dengan stok beras Kabupaten Semarang, Urip mengaku tidak khawatir kendati di tiga kecamatan tersebut kerap digenangi banjir. Sawah-sawah di tiga kecamatan itu, dari catatannya yang sudah masuk kategori siap panen hanya 20 persen.

Data juga menunjukkan dalam satu tahun terakhir yaitu 2016, Kabupaten Semarang masih surplus beras hingga mencapai 30.000 ton.

"Tiga kecamatan itu memang termasuk lumbung padi kita. Namun misalnya ada gagal panen tidak mempengaruhi stok padi kita," imbuhnya.

Sementara itu Kades Bejalen Kecamatan Ambarawa Nowo Sugiarto mengatakan, sejak puluhan hektar sawah di wilayahnya mengalami kebanjiran, banyak petani yang beralih mata pencaharian menjadi nelayan rawa. "Mereka beralih mencari ikan di Rawa," kata Nowo.

Salah seorang petani dari Desa Tambakboyo Kecamatan Ambarawa, Sumarni mengatakan, sejak dua tahun terakhir sawah seluas satu hektar miliknya sudah tiga kali terendam banjir. Bahkan kali ini cukupparah.

Sawah yang sudah terendam air selam berminggu-minggu tidak bisa digarap dan mangkrak. Sedangkan yang sudah tertanami padi, berpotensi gagal panen.

"Rendamannya mencapai 40 sentimeter, ruginya puluhan juta rupiah. Ya mau bagaimana lagi, sawahnya tidak jadi panen," kata Sumarni.

(Baca: OJK Dorong Asuransi Pertanian)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Pasar Kripto 'Sideways', Simak Tips 'Trading' untuk Pemula

Pasar Kripto "Sideways", Simak Tips "Trading" untuk Pemula

Earn Smart
Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Whats New
Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com