Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangan Ransomware WannaCry Berdampak Psikologis, Benarkah?

Kompas.com - 18/05/2017, 11:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak kurang dari 100 negara di seluruh dunia kini terjangkit virus ransomware baru bernama WannaCry. Di Indonesia, program jahat itu mulai menyerang beberapa rumah sakit sejak Jumat (12/5/2017) pekan ini.

Tak berlebihan jika sebelumnya Direktur Jenderal Aplikasi dan Informati Kementerian Komunikasi dan Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan, menyebut serangan ransomeware WannaCry sebagai bentuk “terorisme cyber”.

(Baca: Jangan Remehkan Ransomware "WannaCry")

WannaCry sendiri sebenarnya tak menyasar rumah sakit dengan sengaja. Virus itu menyebar secara acak, cepat, dan meluas, atau bisa disebut sebagai “program jahat yang tak pandang bulu”.

Di Indonesia, virus Ransomware WannaCry sempat memakan korban salah satu Rumah Sakit di Jakarta. Tak hanya itu, dilaporkan ada ribuan alamat internet protokol (IP) yang ikut terinfeksi.

 Psikolog Seto Mulyadi menilai, meskipun kondisi di Indonesia saat ini dinyatakan sudah aman, tapi bukan tak mungkin kondisi ini membuat sang korban terkena dampak psikologis.

Menurut dia, adanya imbauan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) melalui SMS broadcast untuk waspada saat menyalakan komputer maupun terhubung ke internet membuat masyarakat terus bertanya apakah akan ada serangan lanjutan dari virus ini. 

Hal itu membuat masyarakat dalam kondisi waspada akan adanya serangan lanjutan dari virus siber ini.

Kondisi ini, dalam pandangan Seto Mulyadi, bisa memberikan dampak yang cukup serius. Mulai dari kepanikan masyarakat, bahkan katanya, bisa-bisa sampai menimbulkan gangguan jiwa bagi yang menjadi korban.

Benarkah demikian? 

"Memang, apapun yang menimbulkan ancaman, tekanan, bisa menciptakan gangguan kejiwaan terhadap individu. Gejala ini sama seperti muncul wabah penyakit menular, orang-orang bisa panik," demikian analisa Kak Seto, panggilan akrabnya, melalui keterangannya, Kamis (18/5/2017).

Dosen Psikologi di Universitas Gunadarma itu pun menambahkan, dengan kondisi data pengguna komputer yang tersandera, apalagi data-datanya mungkin sangat penting dan penggunanya tak mampu membayar tebusan, bisa saja gangguan kondisi kejiwaan itu terjadi.

"Jangankan warga biasa, psikolog pun bisa terkena gangguan jiwa jika dalam kondisi tertekan. Itu sebabnya, perlu peran pemerintah untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya dan memberikan rasa aman terhadap ancaman ini," paparnya lebih lanjut.

Seperti diketahui, cara kerja virus WannaCry tersebut adalah mengunci sistem sehingga file tidak dapat diakses penggunanya.

Untuk membuka kunci tersebut, si penyebar virus meminta tebusan. Saat ini jenis virus yang meneror adalah WannaCryptor 2.0 Ransomware.

"Semua yang berhubungan dengan masalah keamanan, apalagi sampai berujung kepada kasus pemerasan, pemerintah seperti Kemenkominfo dan Kepolisian harus turun tangan. Harus ada langkah perlindungan terhadap konsumen," pungkas Kak Seto.

Kompas TV 2 Komputer RS di Gorontalo Diserang Virus Wannacry
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com