Salah satu langkah penanggulangan kebakaran hutan dan lahan adalah penerapan program "Desa Bebas Api".
Adapun program ini merupakan inisiasi PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), yang juga merupakan sebuah perusahaan atau industri yang bergerak di bidang produk pulp atau bubur kertas dan paper atau kertas yang merupakan suatu perusahaan pulp terbesar di Asia Pasifik.
Program Desa Bebas Api ini mulai dilaksanakan sejak tahun 2014 dan terus berlanjut hingga tahun 2017. Program ini diyakini dapat menekan kebakaran butan dan lahan. Pasalnya, tiap warga diingatkan untuk tidak membuka lahan dengan membakar hutan.
Saat diluncurkan, sebanyak 4 desa mengikuti program ini. Kemudian jumlah desa yang mengikuti program ini terus bertambah hingga 18 desa pada tahun 2017.
Adapun 18 desa yang mengikuti program Desa Bebas Api yakni Kabupaten Pelalawan (Langgam, Penarikan dan Pangkalan Gondai), Siak (Dayun, Olak, Lubuk Jering), dan Kepulauan Meranti (Tanjung Padang, Tasik Putri Puyu, Mekar Delima, Dedap, Kudap, Lukit, Bumi Asri, Pelantai, Teluk Belitung, Mayang Sari, Bagan Melibur dan Mekar Sari).
Berdasarkan catatan RAPP, kebakaran di sekitar pabrik sebelum adanya program Desa Bebas Api atau sebelum tahun 2014, terjadi di lebih dari 1000 hektar lahan dan hutan. Kemudian saat penerapan Desa Bebas Api atau pada tahun 2015, kebakaran hutan dan lahan terjadi di kurang dari 50 hektar.
Desa yang mampu menanggulangi kebakaran hutan dan lahan pada tahun tersebut atau mewujudkan zero fire maka akan diberi hadiah Rp 100 juta. Sedangkan untuk desa yang mampu meminimalisir kebakaran hutan dan lahan hingga kurang dari 2 hektar, diberi hadiah Rp 50 juta.
"Berdasarkan statistik, itu (program Desa Bebas Api) dapat menurunkan kebakaran hutan secara siginifikan. RAPP investasi 6 juta dolar Amerika atau kurang lebih sekitar Rp 75 miliar, investasi ini tidak sia-sia dengan Desa Bebas Api ini," kata Willem.
Dia mengatakan, dalam pencegahan terjadinya kebakaran hutan dan lahan ini harus mendapat dukungan penuh dari masyarakat, pemerintah, hingga perusahaan swasta.
"Kita tidak boleh lengah, bicara masalah kebakaran hutan dan lahan, ini sulit dipadamkan dan biayanya akan mahal. Kalau ada kebakaran kecil, segera padamkan," kata Willem dengan suara yang menggebu-gebu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.