Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesiapan Tol Indralaya Ditinjau Tiga Menteri

Kompas.com - 25/05/2017, 14:00 WIB

PALEMBANG, KOMPAS.com - Tiga menteri meninjau progres pembangunan Jalan Tol Palembang-Indralaya (Palindra) Seksi I ruas Palembang–Pemulutan pada Rabu (24/5/2017).

Seksi I ruas Palembang–Pemulutan tersebut merupakan salah satu bagian ruas Tol Trans Sumatera

Tiga menteri tersebut yakni Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

Saat meninjau pembangunan, Menteri Basuki menegaskan bahwa pada saat arus mudik Lebaran tahun ini, ruas Jalan Tol Palindra Seksi I dari Palembang sampai Pemulutan dapat fungsional untuk dilalui pemudik dan belum dikenakan tarif tol atau gratis.

"Khusus untuk Tol Palindra, dengan panjang total 22 km, saat Lebaran akan kami fungsikan sepanjang 12 Km dari Palembang. Pada November 2017 ditargetkan sudah beroperasi seluruhnya sampai ke Indralaya," ujar Basuki pada keterangan tertulisnya, Rabu malam (24/5/2017).

Pembangunan Jalan Tol Palindra hingga kini terus dikebut, salah satunya ditargetkan untuk mendukung pelaksanaan Asian Games 2018.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan Tol Palindra tidak hanya sebagai infrastruktur pendukung Asian Games, namun juga memajukan ekonomi masyarakat.

Pasalnya, Jalan Tol Palindra merupakan bagian dari Tol Trans Sumatera dari Lampung hingga Aceh yang berada di sisi timur Pulau Sumatera sepanjang 2.800 Km.

"Karena jalan tol ini memiliki tiga sirip untuk menghubungkan pusat kegiatan di sisi Barat dan Timur Pulau Sumatera, yakni Palembang - Bengkulu (di mana salah satunya adalah ruas Tol Palindra), Pekanbaru - Padang dan Medan - Parapat - Sibolga," kata Sri Mulyani.

Basuki bilang, pembangunan Tol Palindra membutuhkan teknik konstruksi khusus karena lahan pembangunannya didominasi oleh daerah rawa bergambut.

Guna mempercepat proses pembangunan jalan tol tersebut, diterapkan teknologi Vacuum Consolidation Method (VCM) untuk mengurangi kadar air dan kadar udara dalam tanah.

"Di sini kondisi tanahnya hampir sama dengan Jalan Tol Wiyoto Wiyono atau Tol Bandara Soekarno - Hatta di Jakarta yang dibangun di atas tanah rawa, ungkap Basuki.

Sebagai gambaran, pada ruas Palembang - Kayuagung sepanjang 77 km, 37 km diantaranya terdapat lapisan gambut tebal.

Bahkan 10 km dari 37 km tadi ketebalan gambutnya mencapai 8 m. Untuk kondisi seperti ini, kami gunakan teknologi khusus dengan tiang pancang hingga mencapai lapisan keras di bawahnya.

Menurut Direktur Utama PT Hutama Karya Gusti Ngurah Putra dana yang dibutuhkan untuk delapan ruas tol trans Sumatera yang dibangun pemerintah melalui penugasan kepada PT. Hutama Karya sebesar Rp 83 triliun.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com