Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Penetration Testing", Posisi Baru di Bank Buat "Hacker"

Kompas.com - 30/05/2017, 06:01 WIB
Aprillia Ika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Maraknya aksi penjebolan data nasabah oleh para peretas atau hacker membuat dunia perbankan di seluruh dunia siap siaga. Mereka harus memperkuat sistem keamanannya berlapis-lapis agar aman dari serangan para hacker ini.

Salah satu caranya, yakni dengan terus melakukan uji coba sistem keamanannya. Dengan demikian, terbukalah peluang bagi para hacker untuk menjajal sistem keamanan bank tersebut, namun si hacker ini dibayar.

(Baca: BCA: Kami Gagalkan 4.000 "Hacker" Per Hari)

"Ini adalah profesi baru di perbankan. Profesi ini naik daun. Namanya penetration testing. Yang meminati kebanyakan orang Eropa Timur," papar Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama Bank PT Bank Mandiri Tbk, saat berbuka bersama dengan sejumlah pimpinan media di Jakarta, Senin (29/5/2017).

Tiko, panggilan akrab Kartika, tidak mengetahui berapa banyak serangan hacker yang dialamatkan untuk menjebol sistem keamanan di Bank Mandiri. Namun, dia terus menganggarkan pembaruan sistem agar keamanan data nasabah terjaga.

"Kami menganggarkan setidaknya 20 juta dollar setiap tahun untuk keamanan teknologi informasi (TI). Jumlahnya bisa saja bertambah seiring bertambahnya layanan Bank Mandiri yang terintegrasi TI," ujar dia.

Tiko sangat paham bahwa saat ini banyak warga masyarakat yang takut melakukan transaksi perbankan secara online akibat maraknya kasus hilangnya uang nasabah, baik melalui ATM ataupun transaksi online.

Untuk itu, Tiko menjamin 100 persen uang nasabah akan dibayar kembali. Menurut dia, semua transaksi yang dilakukan oleh nasabah tercatat dengan baik di data Bank Mandiri, sehingga bisa terdeteksi jika uang nasabah raib akibat ulah oknum peretas.

"Bank Mandiri, Himbara dan Perbanas ingin untuk meningkatkan keamanan TI perbankan Indonesia agar tidak ada lagi kejadian penetrasi ilegal akibat kelemahan di sistem kita," lanjut dia. 

Untuk tahun-tahun mendatang, sesuai dengan rencana perluasan bisnis Bank Mandiri serta layanan berbasis TI yang lebih masif, Bank Mandiri saat ini meminta para ahli untuk melakukan perhitungan berapa biaya TI yang dibutuhkan bank terbesar keenam di Asia Tenggara ini.

"Untuk nasabah, cara amannya yakni jangan menggunakan password sama untuk perbankan dan e-commerce, karena akan mudah ditebak," kata dia. 

Badan Siber Nasional

Sebelumnya, Komisioner Pengawas Industri Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dumoly Freddy Pardede mengatakan, saat ini pemerintah perlu memperkuat sistem keamanan teknologi di dunia perbankan.

(Baca: Sistem TI Perbankan Aman dari "Ransomware WannaCry," tetapi...)

Pasalnya, serangan siber atau cyber attack yang terjadi seringkali disebabkan oleh kelemahan sistem pertahanan.

Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto menuturkan, maraknya serangan siber di sektor perbankan menjadi salah satu urgensi dibentuknya Badan Siber Nasional.

(Baca: Wiranto: Badan Siber Nasional Akan Lindungi Sektor Perbankan)

Menurut Wiranto, saat ini pemerintah belum memiliki satu badan yang bisa memproteksi sektor perbankan dari ancaman cyber attack.

"Dengan adanya proteksi siber ini sasasaran kami salah satunya adalah melindungi sektor perbankan. Memproteksi artinya menepis serangan siber supaya enggak masuk ke dunia perbankan," ujar Wiranto.

Kompas TV Salah satu contoh kasus adalah pembobolan di Bank Sentral Rusia akhir tahun lalu.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Damri Buka Rute Singkawang-Kuching Malaysia, Tarifnya Rp 300.000

Damri Buka Rute Singkawang-Kuching Malaysia, Tarifnya Rp 300.000

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini 7 Desember di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini 7 Desember di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Mengawali Pagi, IHSG dan Rupiah Melemah

Mengawali Pagi, IHSG dan Rupiah Melemah

Whats New
Harga Minyak Dunia Anjlok 4 Persen ke Level Terendah Sejak Juni 2023

Harga Minyak Dunia Anjlok 4 Persen ke Level Terendah Sejak Juni 2023

Whats New
Naik Rp 6.000 Per Gram, Cek Rincian Harga Emas Antam 7 Desember 2023

Naik Rp 6.000 Per Gram, Cek Rincian Harga Emas Antam 7 Desember 2023

Whats New
Malam Tahun Baru 2024, Jam Operasional LRT Palembang Diperpanjang hingga Pukul 01.00 WIB

Malam Tahun Baru 2024, Jam Operasional LRT Palembang Diperpanjang hingga Pukul 01.00 WIB

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 7 Desember 2023

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 7 Desember 2023

Spend Smart
Melihat Potensi Cuan Dibalik Misi Keberlanjutan 'Green Energy'

Melihat Potensi Cuan Dibalik Misi Keberlanjutan "Green Energy"

Whats New
Hadirkan Popok dengan Fitur Pencegah Infeksi Tali Pusar, Makuku Raih Penghargaan

Hadirkan Popok dengan Fitur Pencegah Infeksi Tali Pusar, Makuku Raih Penghargaan

Whats New
Mulai 1 Januari 2024, Penjualan Kartu Multi Trip MRT Jakarta Disetop

Mulai 1 Januari 2024, Penjualan Kartu Multi Trip MRT Jakarta Disetop

Whats New
Bonus Demografi, Potensi yang Diabaikan

Bonus Demografi, Potensi yang Diabaikan

Whats New
KTNA Ungkap Penyebab Petani Sulit Dapat Pupuk Subsidi meski Distribusi Pakai Aplikasi

KTNA Ungkap Penyebab Petani Sulit Dapat Pupuk Subsidi meski Distribusi Pakai Aplikasi

Whats New
Mampukah IHSG Menguat Hari Ini 7 Desember? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Menguat Hari Ini 7 Desember? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
BPK Temukan Indikasi Fraud di Cucu Usaha, Semen Indonesia Tegaskan Komitmen GCG

BPK Temukan Indikasi Fraud di Cucu Usaha, Semen Indonesia Tegaskan Komitmen GCG

Whats New
Inflasi dan Tenaga Kerja Membayangi, Wall Street Ditutup Merah

Inflasi dan Tenaga Kerja Membayangi, Wall Street Ditutup Merah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com