Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lulus Tes, Satelit Nusantara Satu Mengorbit di Atas Papua

Kompas.com - 02/04/2019, 11:38 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Satelit Nusantara Satu milik PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), perusahaan telekomunikasi berbasis satelit swasta, telah melalui serangkaian tes yang menyatakan satelit tersebut dalam kondisi sehat atau seluruh spesifikasi teknis terpenuhi sesuai dengan rancangan dan harapan.

Satelit Nusantara Satu kini telah mengorbit di atas Papua per Maret 2019. Meski terletak di atas Papua, jaringannya bisa menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Satelit ini diluncurkan 22 Februari 2019 pukul 08.45 WIB dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat.

Direktur Utama PSN Adi Rahman Adiwoso mengatakan, setelah dinyatakan lulus tes, satelit ini siap memberikan akses internet yang merata ke seluruh Indonesia, terutama daerah yang belum terjangkau jaringan 4G.

"Hal ini sejalan dengan komitmen dan konsistensi PSN untuk terus mendorong penggunaan satelit agar mengurangi digital gap di seluruh wilayah di Indonesia,” kata Adi dalam keterangan tertulis, Selasa (2/4/2019).

Baca juga: Proyek Satelit Nusantara Satu Telan Dana 250 Juta Dollar AS

Serangkaian tes tersebut dilakukan oleh Nusantara Satu sehari setelah orbit atau pada 8 Maret 2019. Tes di orbit atau In Orbit Test (IOT) dijalankan di Cikarang melakukan Payload/Transponder IOT, sementara itu dilakukan Bus IOT di Mission Control Center (MCC) Palo Alto dari SSL. Selain itu, tim PSN juga melakukan verifikasi dari Satellite Control Facility (SCF) di Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat.

Untuk pengendalian satelit Nusantara Satu, sejak meluncur hingga sampai ke orbit, masih dikendalikan oleh MCC Palo Alto milik SSL, tetapi di bawah pengawasan SCF Jatiluhur.

Setelah serangkaian tes pada satelit berjalan lancar dan proses administrasi diselesaikan, SSL pun akan menyerahkannya kepada PSN selambat-lambatnya pada 1 April ini.

“Semua yang di bawah kendali kami, seperti pusat monitor jaringan di Cikarang dan SCF Jatiluhur, sudah siap beroperasi sejak 2 November tahun lalu," kata Adi.

Baca juga: RI akan Luncurkan Satelit Senilai Rp 22 Triliun, Untuk Apa?

Beroperasinya Satelit Nusantara Satu diharapkan dapat mengatasi kesenjangan internet yang terjadi. Saat ini, sekitar 3.000 desa berhasil dikoneksikan oleh PSN. Hingga akhir 2019, jumlahnya ditargetkan meningkat hingga 10.000 desa. Diperkirakan 25.000 desa dapat terhubung ke internet sekitar 2020-2021.

“Kami yakin, kemampuan yang dimiliki Satelit Nusantara Satu dapat membuka akses teknologi informasi yang lebih luas, terutama bagi masyarakat di berbagai pelosok daerah sehingga mampu membuka peluang bagi percepatan ekonomi di daerah," kata Adi.

Satelit Nusantara Satu merupakan satelit broadband pertama di Indonesia dengan teknologi High Throughtput Satellite (HTS). Teknologi ini memberikan layanan internet dengan kapasitas lebih besar dibandingkan satelit konvensional. Selain itu, teknologi Next Generation Electric Propulsion pada Satelit Nusantara Satu mampu membuat berat satelit menjadi sangat ringan saat peluncuran sehingga membuatnya lebih efisien dan cost effective sehingga menjadikan biaya investasi lebih terjangkau.

Ketika meluncur, Satelit Nusantara Satu hanya memiliki bobot sebesar 4 ton, sementara kapasitas kargo Space-X adalah 7 ton. Dalam perjalanannya, Satelit Nusantara Satu melepaskan Forecone dan Satelit SSV2 di ketinggian sekitar Geosynchronous. Kemudian Satelit Nusantara Satu berhasil menempati orbit pada Kamis, 7 Maret 2019, dan langsung menjalankan rangkaian tes uji coba.

Baca juga: Ini Infrastruktur Langit yang Diyakini Maruf Bakal Tumbuhkan Ribuan Startup

Pemimpin Proyek Nusantara Satu sekaligus sebagai Direktur Perencanaan dan Pengembangan PSN Dani Indra Widjanarko menjelaskan, uji coba IOT pada Satelit Nusantara Satu perlu dilakukan untuk mengevaluasi kesehatan satelit setelah peluncuran.

Pengetesan tersebut berjalan dengan baik tanpa degradasi spesifikasi teknis ataupun pengurangan umur satelit. Sejak peluncuran hingga perjalanan menuju orbit, semuanya berjalan sesuai jadwal tanpa terjadi anomali.

Setelah mencapai orbit, Satelit Nusantara Satu terlebih dahulu menjalani pengecekan Bus dan Payload/Transponder sebelum mulai beroperasi. “Berbagai prosedur pengujian lain juga mampu dilalui sesuai prediksi. Malah dalam banyak hal, hasilnya justru melebihi ekspektasi kami,” kata Dani.

Satelit Nusantara Satu memiliki kapasitas 26 transponder C-band dan 12 transponder Extended C-band serta 8 spot beam Ku-band dengan total kapasitas bandwidth mencapai 15 Gbps. Cakupan C-band dan Extended C-band satelit tersebut meliputi wilayah Asia Tenggara. Sementara untuk Ku-Band meliputi seluruh wilayah Indonesia yang terdiri dari 8 Spot Beam pada sistem HTS. Dengan menggunakan platform SSL-1300 140, Satelit Nusantara Satu sanggup mengorbit dan beroperasi selama lebih dari 15 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com